Mohon tunggu...
Haafizhatuz Zahrah
Haafizhatuz Zahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguak Ragam Tafsir Kata Ma'ruf dalam Al-Qur'an

26 Juni 2024   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata ma'ruf sering dijelaskan sebagai apa yang diakui dan diterima oleh hukum Allah.Sebagaimana yang didefinisikan oleh professor Reuben Levy bahwa penggunaan kata ma'ruf (dan munkar) sebagai penjelasan bagi yang baik (dan buruk), secara tidak langsung menjelaskan bahwa Al-Qur'an menganut terminologi moral kesukuan dan menjadikannya bagian yang integral dari sistem etika baru.Secara bahasa ma'ruf berarti diketahui, dalam artian dikenal atau diketahui secara sosial dengan antitesisnya, yaitu munkar yang berarti tidak diterima dengan baik dan juga tak dikenal.Disini penulis akan menjabarkan arti-arti dari kata ma'ruf dengan menggunakan dua karya, yakni Mufradt Gharb al-Qur'an karya al-Rghib al-Asfihni dan Isl al-Wujh wa al-Nair f al-Qurn karya al-usain ibn Muammad al-Dmaghn.Berikut penjelasan kata ma'ruf dari kedua karya tersebut.

Pada kitab Mufradt Gharb al-Qur'an dijelaskan bahwa al-ma'rifah berarti mengetahui sesuatu melalui berfikir dan penelitian terhadap pengaruh yang ditelitinya.Kata al-ma'rifah meerupakan kebalikan dari kata al-inkar.Pada sebuah contoh kalimat  artinya si fulan sudah mengenal Allah.Kata mengenal dalam kalimat tersebut kenapa menggunakan kata daripada menggunakan ?.Kata sendiri secara harfiah lebih ditujukan pada satu objek, sedangkan pengetahuan manusia terhadap Allah sangatlah terbatas dan hanya sekedar pentadabburan tanda-tanda-Nya, bukan mengetahui Dzat-Nya.Seperti penggunaan kata pada kalimat pada kalimat tersebut menggunakan kata  bukan , dikarenakan kata digunakan untuk mengetahui hal-hal yang bersifat pendek dan membutuhkan pemikiran dan penelitian.Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lawan kata dari adalah , seperti yang tertera pada ayat berikut:

"Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mengingkarinya"

(QS.An-Nahl[16]:83)

Selain itu pula ada beberapa arti yang dikandung oleh kata 'arif, antara lain:

Saling mengenal

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal."

(QS.Al-Hujurat[49]:13)

Dan Allah juga berfirman:

"(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (seperti ketika) mereka (sejenak) saling mengenal di antara mereka"

(QS.Yunus[10]:45)

Selanjutnya kata yang memiliki arti Allah memberikan wangi semerbak kepada mereka sehinga mudah dikenali, dan hal tersebut akan terjadi di surga.

"dan memasukkannya ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka."

(QS.Muhammad[47]:6)

Maksud dari ayat diatas adalah Allah mengharumkan surga dan menghiasnya untuk mereka.Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut memiliki arti sifat-sifat indah yang dimiliki surga, sehingga menimbulkan kerinduan bagi mereka dan mendapatkan petunjuk bagi siapa yang mendapatkannya.

Dalam firman-Nya juga disebutkan:

"Apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masyarilharam."

(QS.Al-Baqarah[2]:198)

Kata pada ayat tersbut diartikan sebagai nama tempat yang ada di Makkah, yang dinamakan sebagai 'arafah karena tampat bertemunya kembali anatar Adam dan Hawa.Selain itu disebutkan juga bahwa dinamakan sebagai 'arafah adalah supaya lebih mengenal Allah melalui ibadah dan doa.

Penghematan (tidak boros) juga disebut sebagai , karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat.

"dan siapa saja yang fakir, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang baik"

 

"kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia"

(QS.An-Nisa[4]:114)

Selain itu dalam kitab Isl al-Wujh wa al-Nair f al-Qurn dijabarkan bahwa ada 4 arti yang dikandung oleh kata ma'ruf.Yang pertama adalah yang berarti pinjaman.Seperti yang tertera pada surat An-Nisa ayat 6

"dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menghabiskannya) sebelum mereka dewasa. Siapa saja (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan siapa saja yang fakir, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang baik."

(QS.An-Nisa[4]:6)

Arti kedua yang terkandung adalah wanita yang hendaknya berdandan setelah masa iddah nya berakhir.Seperti yang difirmankan oleh Allah pada surat Al-Baqarah ayat 234:

"Kemudian, apabila telah sampai (akhir) idah mereka, tidak ada dosa bagimu (wali) mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka71) menurut cara yang patut."

(QS.Al-Baqarah[2]:234)

Dalam kedua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kata ma'ruf diartikan sebagai berhiasnya seorang perempuan ketika wakti 'iddahnya telah selesai.

Selanjutnya adalah ma'ruf yang berarti persiapan yang baik.Firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 235:

"Tidak ada dosa bagimu atas kata sindiran untuk meminang perempuan-perempuan atau (keinginan menikah) yang kamu sembunyikan dalam hati. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka. Akan tetapi, janganlah kamu berjanji secara diam-diam untuk (menikahi) mereka, kecuali sekadar mengucapkan kata-kata yang patut (sindiran)"

(QS.Al-Baqarah[2]:235)

Pada surat Al-Baqarah pula disebutkan:

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun."

(QS.Al-Baqarah[2]:263)

Maksudnya adalah perkataan atau doa seorang laki-laki kepada saudaranya lebih baik daripada sedekah yang diikuti oleh keburukan.Selain itu disebutkan pula pada surat An-Nisa ayat 8:

"berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."

(QS.An-Nisa[4]:8)

Maksudnya adalah janji mereka adalah janji yang bagus.

Dan yang terakhir berarti membelanjakan sesuai dengan apa yang mudah bagi seseorang atau bisa disebut sebagai kesederhanaan.Dalam surat Al-Baqarah ayat 241:

"Bagi istri-istri yang diceraikan terdapat hak mut'ah dengan cara yang patut. Demikian ini adalah ketentuan bagi orang-orang yang bertakwa."

(QS.Al-Baqarah[2]:241)

Berarti sesuai dengan apa yang mudah dan disanggupi.Selain itu juga pada surat Al-Baqarah ayat 233:

"Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya."

(QS.Al-Baqarah[2]:233)

Yang dimaksud sebagai sesuai dengan rezeki yang Dia berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun