Mohon tunggu...
Fanny Jonathans Poyk
Fanny Jonathans Poyk Mohon Tunggu... -

Halo, saya seorang penulis puisi, cerpen, novel, novel misteri, buku-buku motivasi. Saya juga menerima tulisan pesanan (Ghost Writers), skenario, tulisan biografi, artikel pendidikan dll. Saat ini saya bekerja sebagai editor dan redaktur di sebuah majalah pendidikan pemerintah. Saya suka menyanyi dan traveling. Musik kesukaan saya Jazz, R&B, Swing, slow rock, bossanova, keroncong, dll. Saya suka nonton film dg akting yg kuat dan penuh karakter. Itulah saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Norma Kehidupan Obrolan dengan Gerson Poyk

3 Maret 2011   10:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan Tengah

(Obrolan Sore dengan Gerson Poyk)

By : Fanny J.Poyk

Banyakargumentasi bermunculan pasca penyerbuan Ahmadiyah maupun gereja-gereja di Temanggung, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Pendapat itu ada yang pro, kontra, bersimpati bahkan antipati. Semua sah-sah saja, demokrasi untukberpendapat, beragama, harusnya memang berjalan sesuai irama hidup dan kehidupan itu sendiri. Urusan dengan Tuhan hanya Tuhan yang tahu, urusan dengan manusia menjadi masalah personal yang memiliki tingkat kepercayaan yang sulit diukur.

Unsur kepentingan di dalamnya banyak bermain. Demokrasi moral baik itu dari sudut pandang agama, politik, pertemanan atau yang lainnya, pada akhirnya kembali kepada kita, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita lebih benar dari yang benar? Apakah kita suci dari yang yang suci? Apakah kita berhak mengadili orang lain, berhak mengadili keyakinan orang lain? Berhak mengadili perilaku orang lain? Berhak mengatakan yang ini salah dan yang ini benar? Jika ‘ya’ itu tandanya kita adalah manusia yang paling benar dari yang benar, jika ‘tidak’ kita masih bisa bertoleransi dan masih dapat mengoreksi diri sendiri bahwa di dunia ini kita tidak sendiri, di dunia ini Tuhan menciptakan beragam ras, beragam keyakinan, beragam kegembiraan, dan beragam penderitaan. Di dunia ini kita adalah kita, yang membaur bersama keberagaman kita…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun