Simak juga:Â Wisata Cirebon Bernuansa Mistik
Kepercayaan itu diperkuat oleh sebuah issu yang menyebutkan bahwa gembong pemberontak DI (Darul Islam) yang berbasis di Jawa Barat --warga Lebo mengira Cirebon--, Sekarmadji Marijdan Kartosuwirjo, Â dikabarkan sakti karena memiliki "aji halimunan" dan "belut putih" semacam ilmu yang dapat menghilang secara misterius setiap kali kepergok dari upaya pengejaran dan penangkapan oleh pemerintah pusat.
Mendengar namanya saja membuat banyak orang bergidik. Padahal setelah kurang lebih selama lima tahun pemberontakan itu berlangsung dan kemudian dapat ditumpas, barulah terungkap bahwa pemimpin pemberontak itu dapat lolos dengan misterius setiap menghadapi pengejaran karena dengan gerak cepat menyamar di tengah masyarakat yang melindunginya karena ancaman atau memang simpatisan dan pendukung gerakan itu.
Adapun riwayat sang pencuri "sakti" tersebut, ibarat peribahasa Jawa "wis kebak sundukane" (terjemahan bebasnya "sudah kenyang") datang juga saat lengah dan "apes"-nya, bagaikan koruptor terkena OTT.
Atau seperti peribahasa "sepandai-pandai tupai melompat, (suatu saat) pasti akan jatuh juga". Alkisah, suatu malam salah seorang warga yang memiliki cukup  nyali dibantu dua orang temannya dengan sabar melakukan pengintaian. Ketika sedang menunggu dalam gelapnya malam yang sunyi senyap tiba-tiba tampak berkelebat seorang berperawakan tinggi kekar berjalan agak bergegas menuju sebuah rumah sembari menengok ke kiri dan ke kanan mengamati keadaan.
Ketiga orang yang mengintai dengan jantung berdebar keras dari kejauhan mengamati orang tersebut, yang diyakini sebagai pencuri yang sedang dicari, masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel pintu. Selang beberapa lama orang itu keluar dari rumah dengan menenteng sebuah bungkusan cukup besar. Tanpa menunggu aba-aba ketiga pengintai serempak berlari kencang mengejar pelaku sambil berteriak "maliii...ng!!" berulang-ulang.
Mendengar teriakan itu sang pencuri sontak terkejut dan barlari secepat kilat ke arah kebuh di belakang. Sementara para tetangga yang tengah tertidur nyenyak seketika mendengar suara hiruk pikuk dan teriakan maling lantas terbangun dan dengan tergopoh-gopoh keluar rumah ikut melakukan pengejaran dengan menyebar ke segala arah.
Tetapi setelah berjalan sekian lama mereka seperti kehilangan jejak dan tak berhasil menemukan orang yang dicari. Dengan membawa obor mereka mencari jejak sang pencuri ke sana kemari dengan perasaan heran bercampur penasaran tapi belum juga ditemukan. Sampai akhirnya entah dari mana inspirasinya, salah seorang dari warga yang jumlahnya semakin banyak dalam upaya pencarian terpikir untuk menengok ke dalam lobang sumur milik rumah yang menjadi korban pencurian itu.
Jaman dulu orang kampung belum menggunakan pompa listrik. Dengan bantuan senter orang itu setengah kaget ketika dari atas lobang sumur melihat benda bulat hitam seperti rambut kepala orang!
Sebentar diucek-ucek matanya seperti tidak percaya dengan kemampuan penglihatanya. Benar saja, benda yang dilihat adalah kepala orang, sementara kedua tangan berpegang dan kedua kakinya berpijak kuat ke pinggiran sumur untuk menahan berat badannya.