Seperti yang kita ketahui bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Hal itu pun juga menjadi faktor adanya pergantian pemimpin dalam setiap periodenya seperti pada berita yang baru-baru ini terjadi bahwa Universitas Negeri Surabaya telah melakukan kegiatan pemilihan raya mahasiswa (PEMIRA) pada tanggal 30 Desember 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memilih pemimpin yang akan memegang jabatan pada organisasi mahasiswa intra kampus. Pemilihan ini sangat penting untuk dilakukan agar demokrasi tetap berjalan untuk menjaga agar kepemimpinan yang berkesinambungan serta bisa menjaga ritme kerja jalannya organisasi.
Pemimpin juga diwajibkan memiliki berbagai skill agar suatu organisasi dapat tetap utuh dan berjalan. Angger Dewantara menyampaikan bahwa Maju mundurnya suatu organisasi tergantung dari kinerja para pimpinan di setiap level, mengingat kepemimpinan meliputi beragam kualitas dan keterampilan diri maka seorang pemimpin yang baik adalah orang yang mampu berkomunikasi secara efektif, dan menciptakan lingkungan kerja tim yang positif. Hal ini dapat membantu pemimpin berinteraksi dengan baik, membuat keputusan dan memotivasi bawahan, mendelegasikan tugas, dan menggunakan umpan balik untuk meningkatkan kepemimpinan (Dewantara, 2022). Oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin.
A.Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses di mana seorang pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh terhadap bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Pengertian dari kepemimpinan/leadership, yaitu: (Wibowo, 2017:306) menurut Robbins, defenisi kepemimpinan sebagai kemampuan memengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian tujuan. Sumber dari pengaruh mungkin bersifat formal. Seperti yang diberikan pada jabatan manajerial dalam organisasi. Organisasi dibentuk melalui komunikasi ketika individu di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama.
Agar dapat menjalankan kepemimpinannya, seorang pimpinan setidaknya harus memiliki kompetensi dasar, yakni 1) mendiagnosis, 2) mengadaptasi, dan 3) mengomunikasikan. Kemampuan diagnosis merupakan kemampuan kognitif yang dapat memahami situasi saat sekarang dan apa yang diharapkan pada masa yang akan datang. Kompetensi mengadaptasi adalah kemampuan seseorang menyesuaikan perilakunya dengan lingkungannya. Sedangkan kompetensi mengomunikasikan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dipahami orang lain dengan baik dan jelas.
B.Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi sering kali terjadi dalam struktur yang terorganisir atau hierarkis. Dalam banyak organisasi, komunikasi mengikuti jalur formal yang telah ditentukan berdasarkan posisi atau jabatan. Hal ini mencakup komunikasi vertikal (dari atasan ke bawahan atau sebaliknya) dan komunikasi horizontal (antar sesama anggota dengan posisi yang setara). Dalam struktur ini, setiap individu tahu peran dan tanggung jawabnya dalam komunikasi, serta siapa yang harus mereka hubungi untuk mendapatkan atau menyampaikan informasi. Menurut Robbins & Judge tahun 2019, beberapa hal memberikan deskripsi bahwa komunikasi organisasi terstruktur biasanya mengikuti hierarki yang sempurna dan dapat diorientasikan secara sistematis ke kunci-kunci yang melalui saluran manajerial dan staf operasional. Kejelasan dalam struktur komunikasi memungkinkan organisasi dapat menghindar dari kebingungan alur komunikasi dan memastikan pesan diterima dengan cara yang tepat. Berdasarkan penelitian oleh McKinsey & Company (2012), buruknya komunikasi di dalam organisasi dapat mengurangi produktivitas sampai 25%. Hal ini disebabkan oleh arus informasi tidak jelas dan tidak terstruktur dengan baik sehingga menghambat pengambilan keputusan yang tepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menjaga struktur komunikasi yang jelas dan berorientasi pada tujuan.
Komunikasi organisasi memiliki dua tujuan penting dalam Hemat Corbett (1989) yaitu memperkuat tugas dasar organisasi, menyebarkan luas pengetahuan dan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam tujuan dan strategi, serta memberi informasi, memelihara rasa keterhubungan satu sama lain dalam minat, membangkitkan semangat kelompok dalam suatu organisasi. Kedua, pesan-pesan informasi, ide-ide dan gagasan disampaikan kepada semua karyawan sehingga mengarah, dan mempersiapkan pada proses pengambilan keputusan yang lebih baik, Serta lebih menaruh perhatian dalam tindakan kelompok kerja lebih baik.
Menurut Pohan (2008:86) perilaku komunikasi organisasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.Manajemen Pendekatan Perilaku
Dalam pemikiran yang berkembang dalam disiplin manajemen, ada banyak pendekatan, salah satunya yang mendapat pengakuan luas dari para pakar psikologi organisasi dan manajemen modern adalah pendekatan keperilakuan (behaviorlism).