Namun, disisi lain dengan adanya program ini juga memberikan dampak negatif pada Vietnam. Dengan adanya program perekonomian yang terencana dan subsidi dari pemerintah mengakibatkan hilangnya persaingan yang ada di pasar. Pertumbuhan ekonomi menjadi lambat yang diakibatkan adanya ketidakseimbangan antara sisi supply dan demand yang ada di pasar (lack of supply). Â Selain itu, adanya program subsidi dan perekonomian yang terencana menghilangkan persaingan di pasar, ketergantungan sehingga menghilangkan motivasi ekonomi pekerja, tidak terangsang dinamisme dan kreativitas pada unit unit produksi, bisnis, dan perdagangan. Hal ini yang menyebabkan perekonomian vietnam terjerumus dalam stagnasi dan krisis lokal. Â
Menyadari kekurangan mekanisme perekonomian yang ada saat ini, Negara mulai melakukan beberapa perubahan dalam kebijakan pengelolaan perekonomian. Selama periode ini, negara Vietnam menerapkan jalur inovasi, bertransformasi dari perekonomian yang terencana dan bersubsidi secara terpusat menjadi perekonomian komoditas multisektor, yang beroperasi berdasarkan mekanisme pasar, dengan prinsip-prinsip negara dan orientasi sosialis.
Pada tahun 1986, salah satu kebijakan yang dijalankan Vietnam yang berpedoman pada sosialis dan demokrasi adalah kebijakan doi moi. "Doi Moi" merupakan bentuk dari reformasi ekonomi yang membawa Vietnam  pada keterbukaan  ekonomi  dunia  untuk  ikut  serta  dalam  pasar  bebas.Â
Sejak itu Vietnam telah berhasil mengembangkan sektor-sektor baru yakni, pariwisata, manufaktur, Â dan ekspor komoditas seperti pangan dan pakaian. Vietnam juga telah berusaha untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global dengan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara.Â
Salah satu pencapaian pada kebijakan doi moi adalah pengembangan produksi pertanian dengan pengakuan petani sebagai unit ekonomi otonom di pedesaan serta dibukanya periode inovasi di bidang pertanian dan pedesaan. Pada periode ini telah menyelesaikan masalah pangan di Vietnam yang telah mengubah Vietnam dari negara kekurangan pangan menjadi eksportir beras terbesar kedua dunia.Â
Strategi Vietnam dalam Menarik Penanaman Modal
Perubahan ekonomi dan politik secara drastis mulai dialami Vietnam ketika reformasi yang dilakukan dengan mengadopsi kebijakan Doi Moi adanya reformasi ekonomi telah membuktikan bahwa Vietnam mampu bersaing dengan negara lain.Â
Sejak 1986 Vietnam untuk pertama kalinya membuat peraturan Undang-Undang tentang penanaman modal asing yang memberikan peluang untuk perusahaan asing masuk datang ke Vietnam. Hingga kini peraturan undang-undang  tersebut telah mengalami revisi beberapa kali terutama melakukan pendekatan yang semakin menguntungkan bagi investor dengan mengurangi birokrasi administrasi dan memfasilitasi para investor asing ke Vietnam (Baker & McKenzie, 2016). Berdasarkan World Economic Forum (WEF) menyimpulkan adanya tiga faktor bahwa Vietnam bisa sebagai target untuk para investor.Â
Pertama, Vietnam sangat berkomitmen dengan globalisasi ekonomi. Kedua, penyederhanaan regulasi secara besar-besaran dan menurunkan biaya bagi pelaku bisnis. Ketiga, Penanaman Modal di Sumber Daya Manusia (SDM). Terkait dengan penyederhanaan regulasi di Vietnam, sejak tahun 1986 Vietnam untuk pertama kalinya membuat Undang-Undang tentang penanaman modal asing yang memberikan peluang untuk perusahaan asing masuk datang ke Vietnam.Â
Sejak itu, Baker & McKenzie menunjukkan dalam laporannya pada tahun 2016, undang-undang penanaman modal di Vietnam telah direvisi beberapa kali, terutama mengadopsi pendekatan yang lebih menguntungan bagi investor dengan mengurangi birokrasi administrasi dan memfasilitasi para investor asing ke Vietnam. Keberhasilan kebijakan yang diterapkan oleh Vietnam ini mampu mendorong Pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) Vietnam selama paruh pertama 2019 mencapai US$16,74 miliar atau tumbuh 69,1 persen secara tahunan.
Perbandingan Pelaksanaan Penanaman Modal Indonesia dengan Vietnam