Menggeliatnya gerakan mahasiswa pada sa'at penolakan presiden 3 (tiga) periode dan masa perpanjangan jabatan presiden, bisa saja bersambung, dan semakin kuat menggelinding menjadi Reformasi Jilid dua, untuk mendobrak, mengobrak ngabrik hegemoni PT 20%, hingga akhirnya di tahun 2024 bisa terwujud sistem demokrasi PT 0% yang sehat dan bersih.
Bisa dibayangkan betapa sehatnya manakala setiap partai secara ksatria dan tidak saling sandera diwajibkan mencalonkan paslon Presiden dan Wapresnya. Jika ada 15 partai yang lulus verifikasi KPU, maka ada 15 paslon presiden dan wapres. Dengan banyaknya perahu ini, maka sudah pasti calon-calon populer seperti Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil, bisa relatif mudah untuk mendapatkan perahu, dan tidak harus berhutang kepada oligarki.Â
Semua bersaing sehat, secara ksatria untuk mendapatkan kepercayaan rakyat pada putaran pertama, dan kemudian pada putaran kedua semua partai dan paslon yang kalah, barulah berkewajiban melakukan koalisi bersama pemenang ranking kesatu dan ranking kedua pada putaran pertama, yang kemudian akan bertarung kembali di putaran kedua, untuk mendapatkan legitimasi rakyat 50% plus satu dari jumlah pemilih. Dengan sistem PT 0% ini, maka rakyat Indonesia bisa berharap lahirnya pemimpin yang kuat, bersih, tidak tersandera oligarki dan mampu menciptakan kesejahteran, kemakmuran berdasar kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dan harapan ini tentunya bersandar kepada kesadaran akan perlunya gerakan Reformasi Jilid dua, yaitu kekuatan sosial politis bersatunya mahasiswa dan rakyat sebagaimana halnya terjadi reformasi 98. Mungkinkah ? dalam sejarah perubahan demi perubahan di Indonesia, tidak ada hal yang tidak mungkin, dan reformasi jilid dua pun bisa terjadi. Mudah2an saja PT 0%, pada akhirnya bisa tewujud di tahun 2024. Aamiin YRA.