Mohon tunggu...
Data Membangun Indonesia
Data Membangun Indonesia Mohon Tunggu... Konsultan - Lembaga Riset

Akun resmi Data Membangun Indonesia. Melihat dan membangun Indonesia dengan kajian dan data. Kunjungi kami di twitter @dmindonesia_org

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Milenial Jabodetabek Optimis Selama PSBB Berlangsung, Bagaimana Sekarang?

19 Juli 2020   12:40 Diperbarui: 19 Juli 2020   13:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Walaupun saat ini tren kasus positif belum dapat dinyatakan menurun, responden ternyata memiliki perasaan optimis untuk mampu melewati pandemi, hanya 25% saja yang memiliki tingkat kecemasan tinggi dan sangat tinggi”

Sesuai dengan yang tertera pada kutipan di atas, masyarakat milenial kita masih dalam kondisi optimis, belum ada kecemasan berarti terkait kematian akan COVID-19. 

Hal ini tergambar dari hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa tingkat kecemasan dengan kategori tinggi dan sangat tinggi hanya berada di tingkat persentase 25,4%, sedangkan untuk kategori sangat tidak cemas, cemas, dan kecemasan yang tidak berlebih terakumulasi sebesar 74,6%. Setidaknya, masyarakat masih siap siaga untuk kondisi terburuk, jika suatu hari nanti mereka terinveksi COVID-19. 

Namun demikian, hal yang perlu dijadikan catatan adalah persepsi kerentanan ekonomi yang dialami responden. Angka persentasenya dirasa menghkhawatirkan, yaitu berada di 34,8% merasa sangat khawatir dan khawatir (di aspek pemenuhan kebutuhan pangan), 80,5% sangat khawatir dan khawatir (di aspek pemenuhan fasilitas kesehatan yang memadai), serta 70% tidak mampu dan sedikit merasa mampu (di aspek klaim asuransi kesehatan jika terinfeksi COVID-19). 

Tentu ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah setempat untuk menurunkan kekhawatiran masyarakat dengan meningkatkan layanan kesehatan, baik untuk langkah-langkah preventif ataupun kuratif, pun ketersediaan kebutuhan pangan yang dapat menjagkau semua.

“Perlu digarisbawahi responden ternyata memiliki kekhawatiran yang cukup tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan akses kesehatan yang memadai, dan juga hanya 33% responden yang merasa mampu untuk mengeluarkan biaya kesehatan”

Beruntungnya kondisi di atas, cukup diimbangi oleh pola interaksi masyarakat kita yang begitu tepa salira dan memiliki empati tinggiHasil penelitian menunjukkan bahwa 71,8% menyatakan yakin dan sangat yakin dapat mengatasi wabah COVID-19 dengan baik, 78,5% merasa didukung dan sangat didukung oleh lingkungan sosial sekitarnya, serta 64% responden menyatakan telah mengurangi mobilitas bekerja dan beraktivitas, sesuai dengan himbauan dari tempat bekerja atau pemerintah. Salut.

"Responden merasa kondisi sosial dan lingkungan sudah saling mendukung, sehingga mayoritas siap untuk mengurangi mobilitas dan mengikuti arahan dari pemerintah"

Bagaimana Sekarang?

Berkaca pada penelitian di atas, mari kita saling merefleksikan usaha-usaha kita sendiri, apa peran yang telah kita ambil dan lakukan dalam rangka memutus mata rantai COVID-19. 

Pemerintah, tentunya selalu menginginkan hasil baik dan menyudahi masa pandemi. Terlalu banyak goncangan di berbagai aspek, ekonomi, konflik sosial, mobilitas, belum lagi saling hujat dan menyalahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun