"Kanci! Sudah cukup! Selama ini tidak ada yang berani melawan kamu, biarpun kami lelet, kami selalu bersyukur dengan keadaan kami ...." Kurkel panjang lebar menasihati Kanci, tidak disangka Kanci adalah sosok yang cengeng dia pergi sambil menangis karena dibentak Kurkel.
"Terimakasih Kurkel, kamu masih baik sama aku, padahal aku sangat membenci kamu, selama ini aku mengejekmu untuk menutupi kekurangan ku, aku tidak tahan mereka selalu mengejekku lelet, maafkan aku, kamu memang sahabat yang baik, memiliki hati yang tulus," isak Keker sambil memeluk Kurkel.
"Aku tidak pernah marah sama kamu, kita senasib, meski kita lelet, tetapi kita kuat dengan tempurung kita," bisik Kurkel dengan tangis yang tertahan.
***
"Ssst ..., kita tidak boleh ikut menghina Kanci, apa bedanya nanti kita dengan Kanci," ucap Kurkel dengan kelembutan.
Akhirnya mereka bisa saling menguatkan satu sama lain, apabila ada yang mengejek mereka. Kini mereka tumbuh menjadi anak-anak dengan kepribadian yang luar biasa. Selalu membela jika ada yang melakukan perundungan.
Stop Bullying Jangan biarkan kita salah satu pelakunya, keep smile and istiqamah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H