Dua minggu sudah berlalu ....
"Ubu! Kenapa kamu belum berubah seperti aku, kamu menjalankan persyaratannya, kan?" tanya Pupu kepada Ubu yang pura-pura lemah.
"Iya, aku sudah berpuasa selama dua minggu seperti yang kamu bilang, kamu berbohong kepada aku, kan? Jawab! Mana mungkin ulat bulu seperti aku bisa terbang dan memiliki sayap yang begitu indah," cibir Ubu yang begitu emosi.
"Mengapa kamu malah menuduh aku? Apakah kamu tidak mengenali aku? Aku Uket," lirih Pupu dengan sedih dan langsung meninggalkan Ubu.
"Uket? Mana mungkin dia bisa berubah seperti Pupu, aku jadi lapar!"
Dia berpikir Pupu sudah pergi dengan bebas dan melahap kembali daun dan buah-buahan.
***
Pupu merasa bersalah telah memaki sahabatnya, lalu dia kembali untuk meminta maaf. Dia begitu terkejut melihat Ubu yang sedang asyik makan dengan lahapnya.
"Ubu! Kamu telah berbohong kepadaku. Apakah kau tidak tahu selama dua minggu ini tidak ada lagi pohon yang berbuah? Ternyata kamu penyebabnya!"
"Aku selalu berharap kamu bisa berubah Ubu, dari sebelum aku menjadi kupu-kupu, di otakmu hanya soal makan dan makan. Meski aku kesal dengan kamu, tetapi aku masih bersedia bersahabat dengan kamu! Ternyata harapanku sia-sia," isak tangis Pupu tidak bisa lagi terelakkan.
Dalam 14 hari pohon tidak lagi berbuah. Tak ada lagi makanan di hutan. Ubu menyesali perbuatannya, tetapi semua terlambat.