"Hai, aku Ubu. Kamu siapa? Bolehkah aku tahu namamu?" jawab si Ubu dengan malu-malu.
"Panggil saja aku Pupu .... "
Akhirnya mereka pun berteman dan menjadi sahabat.
"Pupu, bolehkah aku bertanya? Kenapa kamu begitu cantik dan anggun? Aku merasa iri. Kamu bisa terbang ke sana ke mari, dari pohon satu ke pohon yang lain, bisakah aku seperti kamu?"Â
"Kamu bisa seperti aku, tetapi ada syaratnya," jawab Pupu dengan semangat.
"Apa itu? Aku akan melakukan apa saja untuk bisa seperti kamu, aku janji ..., " jawab Ubu dengan antusias.
"Karena kamu sudah berjanji, aku akan beritahu rahasianya. Kamu hanya perlu berpuasa selama dua minggu, itu saja syaratnya."
"Oke ... aku mampu melakukannya."
Baru satu jam berpuasa, perut Ubu terasa lapar. Dia melihat kanan kiri, atas bawah, dan akhirnya dia tidak bisa menepati janji.
"Enak sekali Pupu bisa bebas makan buah apa saja semaunya dengan cepat," gerutu Ubu yang begitu lelah bila harus pindah dari satu pohon ke pohon lain.
Ternyata Ubu hanya memikirkan bagaimana bisa memakan buah-buahan dengan cepat.