BAB III PENUTUP
............................................................................................. 19
A. Kesimpulan
........................................................................................ 19
B. Saran
........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Potehi adalah tradisi wayang boneka tangan berasal dari negri tirai bambu, yang di bawa masuk ke nusantara. Potehi berasal dari kata pou (kain), te (kantong) dan hi (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari Tiongkok.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan kajian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui Sejarah dan asal muasal Wayang Boneka Potehi
- Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penggambaran karakter masing masing lakon wayang potehi, alat musik yang digunakan saat pertunjukan Wayang Potehi
C. Manfaat
Mempelajari akulturasi dan asimilasi budaya Tionghoa yang berbaur dengan budaya Jawa (Wayang Cina Jawa - Wacinwa).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Potehi
Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong) dan hi 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari Tiongkok.
Menurut sejarah, diperkirakan jenis kesenian ini sudah ada pada masa Dinasti Jin (265-420 Masehi) dan berkembang pada Dinasti Song (960-1279). Â Serta menurut cerita legenda, seni wayang ini ditemukan oleh pesakitan di sebuah penjara. Lima orang dijatuhi hukuman mati.Â
Empat orang langsung bersedih, tetapi orang kelima punya ide cemerlang. Ketimbang bersedih menunggu ajal, lebih baik menghibur diri. Maka, lima orang ini mengambil perkakas yang ada di sel seperti panci dan piring dan mulai menabuhnya sebagai pengiring permainan wayang mereka. Bunyi sedap yang keluar dari tetabuhan darurat ini terdengar juga oleh kaisar, yang akhirnya memberi pengampunan.
Oleh sebab itu pertunjukan wayang potehi dijadikan sarana untuk menyampaikan terima kasih, pujian, dan doa kepada para dewa dan leluhur. Bukan sekadar seni pertunjukan, Wayang Potehi bagi etnik Tionghoa memiliki fungsi sosial serta ritual.Â
Tidak berbeda dengan wayang-wayang lain di Indonesia.Wayang potehi dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan wayang. Pementasan dilakukan di sebuah panggung yang disebut pay low dan berwarna merah. Panggung berbentuk miniatur rumah yang dibuat permanen atau bongkar-pasang.