Mohon tunggu...
Djumiatun SR
Djumiatun SR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Hobi membaca, menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Lantai Empat

2 Juni 2024   14:50 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:55 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa temennya tadi yang ketinggalan lift?" Keempat teman Meili mengangguk dengan antusias. Secercah harapan tumbuh di hati mereka.

"Tidak lama setelah pintu lift menutup, pintu lift sebelahnya terbuka. Dia naik sendirian. Kebetulan tadi saya mau naik, tapi nggak jadi."

"Harusnya dia sudah sampai, dong. Nyatanya belum," sahut Nadira khawatir. 

Keempat gadis itu pun bingung dan cemas, wajah mereka memucat ketakutan. Begitu juga petugas hotel.

"Aduh gimana ini? Ini pertama kali Meili pergi sendiri," keluh Sandra. Yang lain bungkam.

Manajer hotel datang setelah mendapat laporan dari petugas resepsionis. Malam itu mereka berpencar mencari. Teman-teman Meili mulai menangis. Mereka menyesal telah membujuknya ikut ke Bali. Sementara Meili masih berjuang di dalam peti.

***

"Gila panasnya ... panas dan pengap, mana gelap lagi!" keluhku. 

Percuma saja menggerutu, marah atau pun menangis, aku nggak bisa keluar dari sini. Tapi masih ada setitik harapan di hatiku. Moyangku tak akan tinggal diam. 

Tiba-tiba kurasakan guncangan hebat. Peti berputar kesana-kemari dan terbalik lalu melambung, seperti rollercoaster. Kepalaku pusing, tubuhku kadang tengkurap dan kembali terlentang setelah sebelumnya berputar vertikal, seperti bola yang sedang ditendang-tendang pemainnya. Daaan ...

Bruaak ... peti hancur berkeping. Angin kencang bertiup di sekitar tubuh lemasku. Aku tak bisa lagi berpikir, otakku terasa kosong. Kupejamkan mata untuk mengurangi rasa pusing yang meremas kepalaku. Kurasakan tubuhku seperti didorong oleh sesuatu, tepat ketika pusaran angin kencang mereda, lalu dilempar menimpa dinding. Aku jatuh tergolek di lantai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun