Mohon tunggu...
Djumiatun SR
Djumiatun SR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Hobi membaca, menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Lantai Empat

2 Juni 2024   14:50 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pribadi desain dengan Bing

Pesawat yang kami tumpangi mendarat mulus di bandara Ngurah Rai, Bali. Kami berlima, aku, Meili, Sandra, Kirana, Nadira dan Tiara bersahabat sejak SMP.

"Bali ... kami datang!" Teriak Sandra di pintu keluar pesawat. Semua penumpang melihat ke arah kami sambil menahan senyum.

"Hadeuuuh, kampungan banget si Sandra!" gerutuku pelan, diikuti cekikikan yang lain.

Kami dijemput pihak hotel tempat kami menginap. Sebuah hotel yang cantik di daerah legian. Kami masih terus bercanda. Kami pun terpesona oleh keindahan penataan eksterior maupun interior hotel. Hotel ini letaknya sangat strategis. Kami diantar sampai kamar di lantai paling atas.

Sorenya kami dijemput pemandu wisata, menuju Uluwatu untuk melihat pertunjukan tari Kecak. Kami memilih pertunjukan pertama  pukul 18.00 - 19.00. Menonton pertunjukan dengan latar belakang sunset. Piringan mentari berwarna jingga perlahan mendekati cakrawala yang merona jingga kekuningan. Amazing! Sangat memesona. Semilir dingin angin malam di tengah hentakan suara rampak penari, oncor bambu pun dinyalakan. Nuansa magis berkelindan. Penonton tampak sangat terpukau, seperti berada di dunia lain.

Dari Uluwatu, kami lanjut ke Jimbaran untuk makan malam. "Bukan main! Hati ini rasanya sangat terharu," desisku lirih pada diri sendiri. 

Sambil menunggu pesanan, kami foto-foto di pantai. Panorama pantai alami di malam hari. Kami makan diiringi debur ombak dinaungi bintang gemintang. Di atas sana langit begitu bersih biru kehitaman, sang Dewi Purnama raya tersenyum memperhatikan kami yang tengah asyik melahap makanan tanpa sisa. Kami benar-benar menikmati malam yang sangat mengesankan terutama diriku, si cewek cupu. 

Ortuku sangat protektif menjagaku. Baru kali aku pergi jauh sendiri tanpa penjagaan mereka. Aku menikmati kebebasanku. Merdeka! teriakku dalam hati. Tanpa sadar bibirku mengulas senyum.

Sekitar pukul 10.00 malam kami pulang ke hotel. Rupanya beberapa tamu hotel juga baru berdatangan dengan niat sama, istirahat untuk melanjutkan melancong keesokan harinya. Di depan lift kami bergabung mengantri.

Tiba giliran aku masuk lift, terdengar bunyi alarm akibat overload. Aku turun, alarm pun berhenti. Beberapa saat kemudian lift satunya terbuka, beberapa turis asing keluar. Aku sendirian, langsung kupencet tombol paling atas. Lift meluncur naik. Tiba-tiba lampu berkedip-kedip. Mataku langsung terbelalak mendapati angka empat di tombol yang menyala. Saat datang kami tidak hirau, hanya tahu kamar kami di lantai paling atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun