Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Jambore Kepanduan Sedunia 2023, Dilanda Topan Khanun dan Dimeriahkan K-Pop

22 November 2024   06:51 Diperbarui: 22 November 2024   07:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kegiatan kepramukaan yang diikuti para anggota dari berbagai daerah atau negara dikenal sebagai jambore. Jambore ada yang bersifat nasional, ada pula internasional. Khusus jambore internasional, tercatat sudah 25 kali diadakan. Tahun lalu jambore internasional diselenggarakan di Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023 dengan nama 25th World Scout Jamboree (WSJ) atau Jambore Kepanduan Sedunia.

Jumlah kontingen Gerakan Pramuka yang ikut ke Korea Selatan cukup besar yakni 1.569 orang. Tiga kali lipat lebih besar dari kontingen-kontingen Gerakan Pramuka yang pernah ikut jambore-jambore sebelumnya.

Dokumentasi narasi dan foto tentang WSJ 2023 bisa dibaca di buku ini (Sumber: Dokpri)
Dokumentasi narasi dan foto tentang WSJ 2023 bisa dibaca di buku ini (Sumber: Dokpri)

Panas dan Topan

WSJ berlangsung di Bumi Perkemahan Sae Man Geum. Beberapa hari pertama cuaca masih bersahabat. Namun kemudian terjadi kondisi cuaca dengan panas yang sangat luar biasa. Kegiatan WSJ pun terhambat karena cuaca ekstrem itu.

Di arena perkemahan cuaca panas semakin terasa. Apalagi lokasi itu merupakan tanah reklamasi pantai. Ditambah suasana serba gersang karena tidak ada satu pun batang pohon. Menurut Berthold Sinaulan, panas di sana mencapai 38-40 derajat Celcius.

Karena cuaca panas dan tempat-tempat penyediaan air sangat terbatas, banyak peserta bertumbangan. Mereka terkena dehidrasi. Bahkan banyak peserta pingsan.  Ambulan dan rumah sakit lapangan dengan tenaga medis terbatas kewalahan menghadapi masalah ini.

Rumah-rumah sakit sekitar ikut disiagakan. Pada hari kelima, beberapa kontingen menarik diri dari arena Sae Man Geum. Lalu bagaimana kontingen Indonesia menghadapi cuaca ekstrem itu?

Menurut buku ini, Jambore Dunia yang Diselamatkan Topan Khanun (Berthold Sinaulan, dkk, 2024), kontingen Indonesia tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu. Apalagi didukung Kedutaan Besar RI di Korea Selatan.

Belum usai persoalan cuaca ekstrem, muncul kabar buruk lain. Diinfokan topan Khanun mulai bergerak dari Filipina pada akhir Juli 2023, diperkirakan akan melanda kawasan Sae Man Geum yang menjadi arena WSJ pada 9 atau 10 Agustus 2023. Topan dengan kecepatan angin 150 kilometer per jam itu akan berdampak buruk bagi ribuan tenda di arena jambore.

Pada 7 Agustus 2023 perwakilan peserta memberikan informasi bahwa panitia sedang menjajagi kemungkinan untuk mengevakuasi seluruh peserta yang masih ada di arena WSJ. Evakuasi berlangsung 8 Agustus 2023. Padahal kontingen Indonesia sedang mempersiapkan acara bertajuk Indonesia Day untuk 8 Agustus 2023. Indonesia Day bertujuan mempromosikan negara kita lewat pertunjukan kesenian, kuliner, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun