Salah satu kegiatan kepramukaan yang diikuti para anggota dari berbagai daerah atau negara dikenal sebagai jambore. Jambore ada yang bersifat nasional, ada pula internasional. Khusus jambore internasional, tercatat sudah 25 kali diadakan. Tahun lalu jambore internasional diselenggarakan di Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023 dengan nama 25th World Scout Jamboree (WSJ) atau Jambore Kepanduan Sedunia.
Jumlah kontingen Gerakan Pramuka yang ikut ke Korea Selatan cukup besar yakni 1.569 orang. Tiga kali lipat lebih besar dari kontingen-kontingen Gerakan Pramuka yang pernah ikut jambore-jambore sebelumnya.
Panas dan Topan
WSJ berlangsung di Bumi Perkemahan Sae Man Geum. Beberapa hari pertama cuaca masih bersahabat. Namun kemudian terjadi kondisi cuaca dengan panas yang sangat luar biasa. Kegiatan WSJ pun terhambat karena cuaca ekstrem itu.
Di arena perkemahan cuaca panas semakin terasa. Apalagi lokasi itu merupakan tanah reklamasi pantai. Ditambah suasana serba gersang karena tidak ada satu pun batang pohon. Menurut Berthold Sinaulan, panas di sana mencapai 38-40 derajat Celcius.
Karena cuaca panas dan tempat-tempat penyediaan air sangat terbatas, banyak peserta bertumbangan. Mereka terkena dehidrasi. Bahkan banyak peserta pingsan. Â Ambulan dan rumah sakit lapangan dengan tenaga medis terbatas kewalahan menghadapi masalah ini.
Rumah-rumah sakit sekitar ikut disiagakan. Pada hari kelima, beberapa kontingen menarik diri dari arena Sae Man Geum. Lalu bagaimana kontingen Indonesia menghadapi cuaca ekstrem itu?
Menurut buku ini, Jambore Dunia yang Diselamatkan Topan Khanun (Berthold Sinaulan, dkk, 2024), kontingen Indonesia tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu. Apalagi didukung Kedutaan Besar RI di Korea Selatan.
Belum usai persoalan cuaca ekstrem, muncul kabar buruk lain. Diinfokan topan Khanun mulai bergerak dari Filipina pada akhir Juli 2023, diperkirakan akan melanda kawasan Sae Man Geum yang menjadi arena WSJ pada 9 atau 10 Agustus 2023. Topan dengan kecepatan angin 150 kilometer per jam itu akan berdampak buruk bagi ribuan tenda di arena jambore.
Pada 7 Agustus 2023 perwakilan peserta memberikan informasi bahwa panitia sedang menjajagi kemungkinan untuk mengevakuasi seluruh peserta yang masih ada di arena WSJ. Evakuasi berlangsung 8 Agustus 2023. Padahal kontingen Indonesia sedang mempersiapkan acara bertajuk Indonesia Day untuk 8 Agustus 2023. Indonesia Day bertujuan mempromosikan negara kita lewat pertunjukan kesenian, kuliner, dsb.
Apa mau dikata, evakuasi peserta akhirnya benar-benar diputuskan akan segera dilaksanakan. Batal sudah semua persiapan Indonesia Day. Kegiatan evakuasi menggunakan ratusan bus ke beberapa tempat terpisah. Kontingen Gerakan Pramuka dievakuasi menuju asrama Universitas Wonkwang yang berjarak sekitar 40 menit perjalanan dari arena WSJ.
Pentas seni
Setelah tiap kontingen mendapatkan tempat, kegiatan WSJ kembali dilanjutkan dengan perubahan dan penyesuaian besar-besaran. Kegiatan utama adalah pentas seni di masing-masing tempat dan kunjungan wisata ke sejumlah tempat. Hampir semua tempat kunjungan wisata dan sejumlah pusat perbelanjaan memberikan diskon dan hadiah kepada para peserta WSJ. Bahkan ada yang membagikan coklat dan kue secara gratis. Di tempat-tempat penginapan, masyarakat sekitar lokasi turun tangan membantu konsumsi dan menyiapkan sejumlah cenderamata.
Maka, menurut buku ini, Topan Khanun dianggap sebagai berkah terselubung bagi pelaksanaan WSJ. "Jambore kali ini diselamatkan oleh Topan Khanun," kata sejumlah peserta. Bayangkan, setelah keluar dari arena jambore, para peserta tidak lagi berhadapan dengan cuaca panas yang ekstrem. Masalah makanan dan sanitasi sebagaimana di arena WSJ, diselesaikan dengan baik di sini.
Penutupan WSJ 2023 dilaksanakan di Stadion Piala Dunia Sepakbola di Seoul pada 11 Agustus 2023. Upacara seremonial diawali penyerahan bendera WOSM dari pihak Korea Scout Association sebagai penyelenggara WSJ ke-25 kepada Polish Scouting Association sebagai penyelenggara WSJ ke-26 pada 2027 di Polandia. Acara ditutup oleh konser K-Pop, grup musik yang digandrungi di mana-mana.
Buku ini dilengkapi 15 tulisan berupa catatan kenangan anggota kontingen. Tebalnya 191 halaman. Puluhan foto melengkapi buku ini sehingga menjadi catatan sejarah kepramukaan Indonesia.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI