Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nama Nusantara Rancu, Sebagai Ibu Kota Negara ataukah Sinonim Indonesia

22 Juni 2024   07:32 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:50 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku yang menyebut istilah Nusantara, jauh sebelum pencanangan nama Ibu Kota Negara (Dokpri)

Ketika akhirnya Indonesia ditetapkan sebagai nama kebangsaan bagi negara independen pelanjut Hindia-Belanda pada Kongres Sumpah Pemuda II (1928), istilah Nusantara tidak serta-merta surut penggunaannya. Istilah ini kemudian tetap lestari dipakai sebagai sinonim bagi Indonesia, dan dipakai dalam berbagai hal yang utamanya berkaitan dengan kebangsaan, contohnya dalam pengertian kebudayaan, antropogeografik, maupun politik (misalnya konsep Wawasan Nusantara).

Begitulah nama Nusantara sudah dikenal sejak lama. Saya punya beberapa buku masih menggunakan nama Nusantara. Buku-buku itu diterbitkan jauh sebelum pencanangan nama ibu kota Nusantara.

Mengapa ibu kota baru dinamakan Nusantara? Dikabarkan, sebagaimana ditulis beberapa media, nama Nusantara berdasarkan tradisi lisan lokal Kutai. Tercatat dalam naskah Salasilah Kutai, sebelum daerah itu bernama Kutai pada abad ke-13, wilayah itu juga disebut Nusentara (berarti tanah yang terpotong). Ini dihubungkan dengan tanah tokoh Aji Batara yang  terletak di antara Jahitan Layar (diduga koloni Jawa) dan Kutai lama.

Betapa pun bakal ada kerancuan kalau menyebut nama Nusantara, sebagai nama ibu kota ataukah istilah Indonesia sebelum menjadi republik. Menurut saya, agar berbeda disebut saja Nusantara Baru, sebagaimana halnya kita mengenal Selandia Baru (New Zealand) atau Kaledonia Baru (New Caledonia).***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun