Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Sejarah Bank Permata Lewat Arsip Pribadi

27 Desember 2023   12:01 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekening koran nasabah masih ditulis dengan mesin tik manual (Sumber: Dokpri)

Mumpung sempat dan tidak bisa tidur lagi, sedari subuh saya membereskan barang-barang milik almarhum mertua. Dari tumpukan kertas, saya melihat dua buah lembar yang cukup menarik perhatian. Meskipun kondisi kertas tidak utuh benar tapi masih terbaca P.T. Bank Persatuan Dagang Indonesia. Arsip-arsip lama, apalagi arsip pribadi, memang menarik perhatian saya.

Tertulis juga pada lembaran kertas itu Djakarta (masih memakai ejaan lama) dan 5 Agustus 1958. Saya ingat-ingat sepertinya sekarang tidak ada nama Bank Persatuan Dagang Indonesia.

Benar saja, setelah saya telusuri internet ternyata bank tersebut sudah tidak ada lagi. Menurut kontan.co.id (12/12/2019), Bank Persatuan Dagang Indonesia didirikan pada 17 Desember 1954 oleh Djaja Ramli.  

Selanjutnya menurut kontan.co.id, bank ini baru memulai kegiatannya pada 5 Januari 1955. Kegiatan operasional itu bermula di sebuah bangunan yang terletak di Jalan Telepon Kota Nomor 2 Jakarta Barat. Daerah Kota memang sejak lama dikenal sebagai sentra bisnis.

Surat dari pihak bank kepada nasabah tertanggal 5 Agustus 1958 (Sumber: Dokpri)
Surat dari pihak bank kepada nasabah tertanggal 5 Agustus 1958 (Sumber: Dokpri)

Bank umum

Bank Persatuan Dagang Indonesia mengantongi izin bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1937/U.M.II tertanggal 19 Februari 1957. Sejak 1967, Bank Persatuan Dagang Indonesia mulai bertumbuh. 

Pada 20 Agustus 1971, Djaja Ramli mengubah nama bank menjadi PT Bank Bali. Namun imbas krisis moneter 1998, Bank Bali hampir sekarat. Maka pada 2002 Bank Bali dimerger menjadi Bank Permata yang masih bertahan hingga kini.

Beruntung memang ada tinggalan arsip tentang Bank Persatuan Dagang Indonesia. Namun bank tersebut telah menjadi catatan sendiri, terutama berhubungan dengan sejarah perdagangan atau sejarah perekonomian.

Rekening koran nasabah masih ditulis dengan mesin tik manual (Sumber: Dokpri)
Rekening koran nasabah masih ditulis dengan mesin tik manual (Sumber: Dokpri)

Dari kedua lembaran tersebut, kita dapat pula melihat kemajuan teknologi persuratan. Kalau sekarang surat-surat ditulis dengan komputer, dulu menggunakan mesin tik manual yang bunyinya cetak-cetek. 

Ejaan Bahasa Indonesia pun bisa kita perbandingan. Pada 1958, misalnya, masih tertulis Djakarta (sekarang Jakarta), djika (sekarang jika), menundjukkan (sekarang menunjukkan), dan selekasnja (sekarang selekasnya). Sekarang yang kita pakai adalah ejaan yang disempurnakan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun