Beberapa hari lalu seorang numismatis menghubungi saya. "Pak pernah tahu informasi tentang koin ini. Apakah benar pemberian dari Museum Nasional," katanya memberikan foto koin. Saat ini koin tersebut sedang dilelang di mancanegara oleh Heritage Auctions.
Berdasarkan foto yang dikirim diketahui koin tersebut dikenal dengan sebutan Batavian Crown, dikeluarkan pada 1645 masa VOC (1602-1799). Nominalnya 48 Stuiver dengan berat 24,2239 gram. Kondisi koin terlihat kurang bagus, namun masuk kategori RRR. R singkatan dari Rare atau langka. Karena RRR berarti amat langka, baru ditemukan beberapa keping saja.
Museum Nasional
Sambil memberikan foto, beliau juga mengirimkan artikel yang pernah dimuat di www.kintamoney.com pada 2011. Â Artikel tersebut ditulis oleh Mario L. Sacripante pada 4 Mei 2009.
Nah, tulisan Mario ini cukup menarik. Dikatakan, pada awal 1960-an saya sebagai penulis diberi hak istimewa untuk bekerja pada pameran numismatika yang diadakan oleh Museum Nasional di Jakarta. Â Kata dia lagi, saya adalah seorang sersan Angkatan Udara di Kantor Atase Udara di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, dan selama bertugas di sana saya bertemu seseorang melalui Duta Besar Amerika, Mr Howard P. Jones, Mr Bang Bang "Pak Bambang" (nama yang umum di Indonesia) di suatu malam pada pesta koktail.
"Pak Bambang adalah Kolonel Angkatan Udara Indonesia dan merangkap sebagai Direktur Museum Nasional. Dia telah mendengar bahwa saya seorang kolektor koin, Kolonel Bambang bertanya apakah saya bisa membantu stafnya mengelola koleksi numismatik yang dimiliki Museum Nasional, lantaran tidak ada kurator untuk mengelola ruang pamer benda-benda numismatik yang dimiliki museum," demikian Mario.
Sebenarnya Mario masih awam tentang koin VOC. Namun dia rajin menghubungi beberapa temannya untuk bertanya dan belajar, sekaligus membeli beberapa buku tentang numismatik. Dia segera jatuh cinta dengan koin VOC dan mulai melakukan penelitian dan mengumpulkannya dengan  sungguh-sungguh karena koin VOC masih gampang didapat di Indonesia.
Nah cerita menarik terdapat pada poin berikut: sebelum Mario meninggalkan Indonesia, Kolonel/Mr. Bambang memberi Mario tiga keping koin Batavia Crown yang langka, yaitu tahun 1645 (koin 48 Stuiver), yang lainnya 12 Stuiver dan 24 Stuiver.
Selain koin 1645, Mario juga memiliki koin Batavia Crown tahun 1646 dengan "counter stamp" pada sisi koin tersebut. "Menurut buku-buku yang ada tentang koin VOC, koin tersebut dibuat sebagai koin darurat dan berlaku dalam periode satu tahun saja. Ada rasa penasaran sehubungan dengan koin tersebut karena dalam katalog Museum Batavia disebutkan bahwa kemungkinan besar koin tersebut palsu. Soalnya, tidak pernah ditemukan lagi yang aslinya.
Desain pada koin Crown tahun 1646 sedikit berbeda dengan koin-koin Crown yang dicetak tahun 1645. Koin 1646 diperoleh Mario dari hasil membeli.Â
Menurut Mario, pada 2005 Koin VOC tahun 1645 Batavian Crown terjual di lelang Dix, Noonan and Webb-Inggris, seharga US$ 80.000. Tentang koin VOC Crown tahun 1646, Mario teringat perkataan Kolonel/Pak Bambang, direktur museum, bahwa ada beberapa keping koin VOC dicetak sebagai percobaan pencetakan. "Koin VOC Crown tahun 1646 bisa jadi menjadi koin percobaan pencetakan koin waktu itu dan diberi tanda "counterstamp" pada koin untuk menunjukkan bahwa koin tersebut adalah koin cetakan percobaan," kata Mario dalam memoarnya.
Kejanggalan
Kalau saya amati memoar tersebut, ternyata ada beberapa kejanggalan. Memang benar Pak Bambang pernah menjadi Direktur atau Kepala Museum Nasional. Jabatan itu diembannya pada 1979-1984. Jadi bukan awal 1960-an. Pak Bambang pun lulus dari Jurusan Ilmu Purbakala dan Sejarah Kuno UI (sekarang Jurusan Arkeologi UI) pada 1963. Sayang Mario tidak menyebutkan nama lengkap, apakah Bambang Sumadio ataukah Bambang yang lain.
Soal pangkat militer pun keliru besar. Mario menyebutkan Kolonel Angkatan Udara. Setau saya memang Pak Bambang pernah menjadi militer, bahkan pengawal Jenderal Sudirman. Kalau tidak salah, pangkat beliau Sersan Mayor Angkatan Darat. Â
Berbicara numismatik memang cukup menarik. Semoga akan terungkap siapakah Kolonel AU Bambang itu.***
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H