Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Zabaj (Sriwijaya) Melalui Textcavation

3 Mei 2023   11:04 Diperbarui: 3 Mei 2023   11:17 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekskavasi arkeologi (kiri/sumber: antara.com) dan naskah kuno (kanan/sumber: liputan6.com)

Arkeologi memiliki satu metode penelitian yang lazim disebut ekskavasi. Ini berasal dari kata excavation, yang berarti menggali. Dalam arkeologi tentu bukan sembarang menggali. Berbeda sekali dengan para penggali tanah pada umumnya. Ekskavasi dalam arkeologi harus dilakukan hati-hati agar semua aktivitas terekam dan benda temuan tidak rusak.

Hasil ekskavasi arkeologi kemudian dianalisis untuk menghasilkan cerita sejarah. Dalam melakukan analisis tentu ada kendala seperti keterbatasan data. Narasi yang lebih lengkap biasanya diperoleh berkat bantuan dari disiplin lain. Salah satunya filologi atau ilmu naskah kuno.

Entah kapan kurun waktu filologi, namun informasi dari teks lama sering kali diperoleh dari laporan-laporan para pengelana Tiongkok, pengelana Timur Tengah, dan kitab sastra Jawa Kuno. Inilah yang memperkaya informasi tentang sejarah kuno Indonesia.

Dari kiri Sony C. Wibisoco, Sastri Sunarti, dan Oman Fathurahman (Dokpri)
Dari kiri Sony C. Wibisoco, Sastri Sunarti, dan Oman Fathurahman (Dokpri)

Textcavation

Menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023, Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyelenggarakan diskusi secara luring dan daring bertema "Textcavation: Integrasi Pendekatan Arkeologi-Filologi dalam Penelitian Sejarah". Textcavation merupakan istilah baru, gabungan dari text (teks) dan excavation (ekskavasi).

Webinar dimoderatori oleh Dr. M. Irfan Mahmud, M.Si (Kepala Pusat Riset Prasejarah dan Sejarah, BRIN). Sedangkan para pembicara  Drs. Sony C. Wibisono, M.A, DEA (Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, BRIN), Abu Bakar Said (Universitas Dipenogoro), Dr. Sastri Sunarti, M.Hum (Pusat Riset Manuskrip, Literatur dan Tradisi Lisan, BRIN), dan Prof. Dr. Oman Fathurahman (UIN Jakarta).

Sebelumnya Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Dr. Herry Jogaswara, M.A memberikan sambutan. "Tema integrasi dalam kegiatan ini dapat diperluas menjadi kolaborasi yang memiliki makna lebih mendalam. Dalam kolaborasi, relasi bisa saling memberi dan mengisi kekuatan satu sama lain," kata Herry.  

Karena tergabung dalam satu organisasi maka kata Herry, kegiatan riset menjadi lebih mudah. Sebagai misal, periset OR Arbastra bisa berkolaborasi dengan Pusat Riset Antariksa, Hayati dan Lingkungan, Artifisial Intelegent, Kebumian dan Maritim, serta Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora. Seluruh kedeputian BRIN, lanjut Herry, juga bisa memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan riset.

Buku Zabaj, mengungkap laporan pengelana Timur Tengah abad ke-9--15 (Dokpri)
Buku Zabaj, mengungkap laporan pengelana Timur Tengah abad ke-9--15 (Dokpri)

Peluncuran buku

Di sela webinar, dilaksanakan peluncuran buku berjudul Keajaiban Negeri Emas Zabaj, Indonesia dalam Catatan Dunia Islam Masa Abbasiyah karya Abu Bakar Ibn Said Al-Jawi dan Furqon Al-Faiz dari Sultanate Institute.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun