Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prasasti Kuno Ampeldento Menyebut Nama Raja Kertanegara dan Mpu Glen

26 Januari 2023   19:25 Diperbarui: 1 Februari 2023   13:30 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 22 November 2022 lalu seorang warga menemukan sebuah batu kuno di sekitar gerbang tol Pakis, Malang. Namun bukan sekadar batu kuno. Batu kuno itu memiliki tulisan yang sulit dimengerti masyarakat awam.

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Jawa Timur yang berkedudukan di Trowulan segera menindaklanjuti laporan warga. 

Sejak 1 November 2022 BPCB berganti nama menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI. Jadi menangani juga benda budaya dalam bentuk takbenda. Maklum, BPK merupakan gabungan BPCB dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

Potongan Prasasti Ampeldento terdiri atas tiga baris (Sumber: YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI)
Potongan Prasasti Ampeldento terdiri atas tiga baris (Sumber: YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI)

Prasasti Ampeldento

Karena prasasti tersebut ditemukan di Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Malang, maka dinamakan Prasasti Ampeldento. 

Memang ada kaidah untuk menamakan sebuah prasasti. Selain berdasarkan tempat ditemukannya prasasti, dalam hal ini Desa Ampeldento, penamaan prasasti juga berdasarkan nama bangunan atau nama pejabat yang disebutkan dalam prasasti.

Sayang, temuan Prasasti Ampeldento, hanya berupa pecahan. Dalam hal ini bagian tengah prasasti. Bagian atas dan bagian prasasti belum ditemukan. Semoga segera ditemukan agar pembacaan semakin lengkap sehingga memperkaya penyusunan sejarah kuno Nusantara.

Potongan prasasti itu memuat tiga baris kalimat dalam aksara dan bahasa Jawa kuno. Berdasarkan pembacaan Ismail Lutfi, Prasasti Ampeldento memiliki angka tahun, yakni 1271 Saka. 

Dulu penanggalan Saka dipakai di Nusantara. Untuk mendapatkan tahun Masehi, kita harus menambahkan 78 tahun. Jadi 1271 Saka identik dengan 1349 Masehi. Kalau melihat data sejarah, masa itu berkuasa Kerajaan Majapahit.

Tulisan asli yang kurang lengkap berikut terjemahan Prasasti Ampeldento (Sumber: YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI)
Tulisan asli yang kurang lengkap berikut terjemahan Prasasti Ampeldento (Sumber: YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI)

Mpu Glen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun