Sekadar gambaran, prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Â Selain memberikan kronologi peristiwa, prasasti memberi informasi tentang nama dan latar belakang dibuat. Â Prasasti dan sumber tulis lain merupakan sumber yang sangat potensial dalam mengisi babakan penulisan sejarah di Indonesia.
Namun tentu saja serangkaian penemuan prasasti tidak akan berarti banyak jika tidak dikelola dengan baik sesuai konteks akademis dan kebutuhan publik. Â Untuk kepentingan pengelolaan data prasasti, Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah memandang perlu mensosialisasikan website yang telah dikembangkan. Selain itu, bahan-bahan yang tersedia dipandang belum cukup mampu didayagunakan para peneliti karena kendala keterampilan mendayagunakan fasilitas yang sudah dikembangkan. Oleh karena itu, penting mendiskusikan metode dan informasi baru yang dapat menunjang penelitian-penelitian prasasti di Indonesia ke depan serta cara mengelola dan memanfaat web indenk.net.
Lokakarya menampilkan beberapa narasumber/fasilitator, yakni Prof. Daniel Perret (EFEO), Dr. Arlo Griffiths (EFEO), Â Dr. Wayan Jarrah Sastrawan (EFEO), dan Dr. Titi Surti Nastiti (Peneliti BRIN). Sebagai moderator Lisda Meyanti, S.Hum (Peneliti BRIN). Kegiatan dibuka dan ditutup oleh Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Irfan Mahmud.
Irfan Mahmud yang sebelumnya Kepala Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, menyambut baik upaya yang dilakukan EFEO. Pembuatan database prasasti secara digital diharapkan dapat diakses oleh publik.
Pada pemaparan pertama Dr. Titi Surti Nastiti mengemukakan sejarah kerja sama antara EFEO dengan P4N/Puslit Arkenas. Titi sendiri terlibat dalam berbagai kegiatan di dalamnya.
Daniel Perret yang hadir secara daring dari Malaysia, mengemukakan sejarah penelitian prasasti oleh pakar-pakar terdahulu, seperti A.B. Cohen Stuart, H. Kern, dan J. Casparis. Juga penelitian epigraf Indonesia seperti Machi Suhadi, Richadiana Kartakusuma, dan Titi Surti Nastiti.
Idenk.net
Kepala EFEO Indonesia Dr. Arlo Griffiths mengemukakan proyek Dharma, yang informasinya bisa dilihat [di sini]
Dr. Wayan meceritakan database idenk.net, antara lain penomoran untuk prasasti dan artefak. Untuk penomoran prasasti dibubuhi kata N yang berarti Nusantara.
Dikemukakan juga jenis bidang data pada website, seperti data penggolongan (jenis teks, bahasa, aksara, dll) dan data keterangan. Selain itu data dwibahasa, Indonesia dan Inggris. Ada lagi pemetaan prasasti termasuk titik letak prasasti yang bisa diklik.
Banyak masukan dari para peserta luring dan daring. Misalnya soal penulisan nama penulis pada daftar pustaka dan istilah oorkonden-inscription.
Semoga sumbangsih Perancis bermanfaat buat masyarakat dunia. Bahkan patut dicontoh lembaga-lembaga ilmiah Indonesia. Kita harapkan banyak lembaga ilmiah didukung lembaga/perusahaan swasta berbuat banyak untuk masyarakat Indonesia dan dunia.***