Biasanya ada dua jenis pameran di dalam museum, yakni pameran tetap dan pameran temporer. Pameran tetap berlangsung sepanjang tahun, bahkan hingga beberapa tahun. Pameran tetap ibarat 'nyawa' museum. Koleksi-koleksi unik dan langka dipamerkan untuk menarik pengunjung. Sering kali koleksi pada pameran tetap dirotasi setiap beberapa tahun agar pengunjung tidak bosan.
Jenis lain adalah pameran temporer. Biasanya diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu untuk memperingati sebuah peristiwa. Pameran temporer bisa diselenggarakan oleh museum bersangkutan. Bisa juga oleh pihak lain yang meminjam ruangan pada museum tersebut. Ini karena museum termasuk ruang publik. Tentu saja pameran temporer dikaitkan dengan kekhasan museum tersebut.
Alat bantu pernapasan
Beberapa hari lalu saya sempat menyaksikan pameran tetap dan pameran temporer di Museum Kebangkitan Nasional. Koleksi museum ini berkaitan dengan Sekolah Dokter Djawa dan Budi Utomo.
Pada bagian muka lalu belok kanan ada beberapa ruangan yang memamerkan peralatan kedokteran masa lalu. Ada alat pemecah kepala manusia dan alat ronsen kuno. Alat ini berukuran cukup besar. Ada lagi alat-alat berukuran kecil.
Nah, yang jarang ditengok pengunjung adalah koleksi alat-alat kedokteran yang terletak di bagian belakang. Â Ada beberapa alat yang berukuran besar, antara lain alat bantu pernapasan dan alat pompa pernapasan. Alat-alat jadul memang memancing keingintahuan.
Narasi pada alat ini masih terlalu singkat. Bagaimana menggunakan alat ini, tidak diketahui pengunjung. Semoga nanti ada narasi yang lebih panjang.
Pameran temporer
Saya pun sempat mampir ke pameran temporer bertajuk Manifesto. Pameran ini berlangsung sejak 26 Juli 2022 dan akan berakhir pada 26 Agustus 2022.
Manifesto adalah pameran seni rupa kontemporer Indonesia. Yang punya gawe adalah Galeri Nasional Indonesia yang populer disebut Galnas. Kali ini pameran Manifesto meminjam ruangan Museum Kebangkitan Nasional.