Dari sekian banyak candi, yang paling mendapat perhatian adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Borobudur bersifat Buddha, sedangkan Candi Prambanan berciri Hindu. Kedua candi sudah menjadi warisan dunia. Ratu Baka yang terletak tidak jauh dari Prambanan juga terkena dampak positif. Keberadaannya sebagai obyek pariwisata, mendapat dukungan dari banyak pihak.
Baru tiga candi itu yang dikomersialkan secara besar-besaran. Investasinya juga miliaran rupiah. Keberadaan candi didukung atau ditunjang berbagai fasilitas. Berbicara investasi, tentu berbicara pariwisata dan keindahan.
Namun kalau pariwisata tidak terkontrol, bisa jadi akan seperti Borobudur. Batu-batu anak tangga semakin aus. Banyak relief juga rusak tergerus barang bawaan pengunjung. Karena khawatir semakin rusak, maka muncul wacana tiket menjadi Rp750.000.
Hal ini tentu menjadi momen bagus buat para pengelola candi-candi di luar Borobudur. Bahwa mengunjungi candi tidak hanya untuk berswafoto, duduk-duduk di stupa, membuang sampah ke lantai, atau melakukan vandalisme. Mereka harus mengambil nilai dari kearifan atau keterampilan nenek moyang kita dulu. Nah, manfaatkanlah momen Borobudur.
Di luar Jawa, candi banyak terdapat di Sumatera. Candi Bahal atau Biaro Bahal terdapat di Sumatera Utara. Di Sumatera Barat antara lain terdapat Candi Padang Roco dan Candi Pancahan.
Kompleks percandian yang cukup luas adalah Muaro Jambi di Provinsi Jambi. Sejak beberapa tahun lalu kompleks Muaro Jambi didaftarkan ke UNESCO untuk menjadi warisan dunia. Potensi candi di luar Jawa harus dikembangkan.
Batu bata
Belajar dari masalah Candi Borobudur, tentu peraturan harus benar-benar diterapkan pada berbagai candi bahwa pengunjung dilarang keras menaiki candi. Maklum, banyak candi terbuat dari batu bata. Bata memiliki daya tahan yang lebih rendah daripada batu andesit.
Candi-candi di Jawa Timur, terutama di Trowulan, tergolong rawan karena terbuat dari batu bata. Bisa dibayangkan kalau sepuluh orang yang tidak disiplin menaiki candi, tentu perlahan-lahan akan merusakkan batu bata tersebut.
Kompleks percandian Batujaya di Karawang sesungguhnya menarik. Umurnya dianggap lebih tua daripada Candi Borobudur. Namun, berbahan batu bata dan terletak dekat pantai sehingga membahayakan batu bata.
Kalau mau dikembangkan, prioritas utama kompleks percandian Muaro Jambi. Luas kompleks ini hampir 4.000 hektar dan sudah menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional.