Menurut Udaya selanjutnya, makam Sunan Gunung Jati dan isterinya, Ong Tien Nio, menggunakan dekorasi hiasan dari keramik masa Dinasti Ming. Masih di Cirebon, motif batik mega mendung yang amat dikenal itu ternyata merupakan pengaruh jubah Kaisar Qing. Di daerah lain, banyak motif flora/fauna pada batik berasal dari Tiongkok. Yang amat dikenal batik peranakan. Pengaruh Tionghoa tampak sekali pada bangunan dan tinggalan budaya di Lasem. Maka Lasem dijuluki Tiongkok kecil.
Pengaruh Tiongkok lain terdapat pada kuliner. Yang paling dikenal adalah baso. Aslinya baso adalah daging babi yang berbentuk bulat. Namun di Nusantara dimodifikasi menjadi baso sapi, baso ikan, dsb. Bentuk baso pun ada gepeng, kecil, besar, bahkan ada istilah baso beranak. Sekoteng, mie, bacang, dan asinan juga pengaruh Tiongkok.
Istilah loteng, kemoceng, pisau, pengki, gua (yang sering disingkat gw), elu, dan cabo juga berasal dari kata-kata dialek Hokkian yang sudah membumi di Nusantara. Pengaruh Tionghoa lain banyak terdapat di Betawi, seperti hiasan burung hong, kebaya encim, dan baju koko.
Ternyata kebudayaan itu dinamis. Saling mempengaruhi di tempat baru. Kalau ada rendang babi sebagaimana viral akhir-akhir ini, tentu saja sah. Bisa jadi nanti ada rendang ikan, rendang ayam, rendang ular, atau bahan lain. Kalau tidak suka, jangan ikut makan, itu saja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H