Beberapa prasasti seperti Timbanan Wungkal dan Sugih Manek juga menyebut hal demikian. Di dalam prasasti disebutkan juga sejumlah orang asing, di antaranya Kling atau Keling. Ini mungkin mengacu kepada orang India.
Kalau merujuk pada prasasti tertua bertarikh 910 Masehi, tentu saja Serikat Dagang India itu sudah berada di Nusantara sebelum 910 Masehi.
Prasasti Tamil
Sayang, data tentang serikat dagang itu belum banyak. Tapi ada serikat dagang India lain yang aktif di Nusantara, yakni 'Lima Ratus Penguasa Ayyavole' . Menurut en.wikipedia.org, serikat dagang ini berasal dari Aihole, melakukan hubungan dagang dengan Tamil Nadu, Karnataka, dan Andhra Pradesh.
Informasi tersebut diperoleh dari Prasasti Tamil yang ditemukan di Lobu Tua, Barus, pada 1873. E. Hultzsch, seorang ahli epigrafi pemerintah Inggris di India, mencatatnya dalam Madras Epigraphy Report 1891-1892. Meskipun batunya pecah beberapa bagian, sebagian besar dapat dibaca. Prasasti itu bertarikh 1010 Saka atau 1088 Masehi.
K.A. Nilakanta Sastri pernah menulis 'A Tamil Merchant-Guild in Sumatra' pada 1932. Y. Subbarayalu membahas kembali pada 2002. Menurutnya, kegiatan perkumpulan 'Ayyavole-500' berkembang di India Selatan dan daerah luar. Prasasti Tamil berhasil menggali informasi tentang keberadaan atau lokasi Barus.
Jelas, kongsi dagang atau serikat dagang pertama di Nusantara bukan VOC (Belanda) dan EIC (Inggris) tetapi dari India.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI