Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hingga 1980-an Toko Buku Gunung Agung Terbesar dan Terlengkap di Jakarta

12 Mei 2022   07:14 Diperbarui: 12 Mei 2022   16:51 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bon pembelian di Gunung Agung bertanggal 1962 (Dokpri)

Menulis bon pembelian, membayar di kasir, lalu mengambil barang tentu membutuhkan waktu lama. Maka kemudian sistemnya diganti dengan langsung membayar di kasir. Oleh kasir, buku-buku yang kita beli dimasukkan ke dalam kantong kresek, tentu saja yang berlogo.

Seingat saya Toko Buku Gunung Agung semakin melebarkan sayap. Selain memiliki toko yang lebih besar, masih di bilangan Jalan Kwitang, toko itu membuka cabang di berbagai kota. Ketika booming pendirian mall, Toko Buku Gunung Agung juga memiliki toko di sana.

Lama-kelamaan muncul saingan. Tentu saja keberadaan Gunung Agung semakin terdesak. Akibatnya beberapa gerai Gunung Agung di beberapa kota tutup permanen. Kondisi semakin berat ketika bisnis daring semakin menjamur.

Kantong kresek berlogo pengganti kertas pembungkus (Dokpri)
Kantong kresek berlogo pengganti kertas pembungkus (Dokpri)

Toko Buku Gunung Agung berdiri pada 1953. Ketika itu Tjio Wie Tay (1927 - 1990) atau dikenal sebagai Haji Masagung, memulai sebuah kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah dengan nama kemitraan Thay San Kongsie. Menurut laman tokogunungagung.com, ketika bisnis tumbuh lebih besar dan lebih kompleks di tahun-tahun awal pasca-kemerdekaan, Haji Masagung mendirikan perusahaan baru yang menerbitkan dan mengimpor buku, bernama Firma Gunung Agung.

Semoga Gunung Agung yang masih eksis tetap bertahan menahan gempuran internet dan bisnis daring. Mencerdaskan anak bangsa melalui literasi memang penuh perjuangan.***

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun