Sumarah Adhyatman dalam buku Manik-manik di Indonesia, memperkaya pengetahuan lagi dengan istilah manik belimbing dan manik merah.
Manik-manik masih ditemukan pada berbagai suku bangsa sampai sekarang. Banyak arti dan makna manik-manik buat mereka, antara lain sebagai benda keramat yang mengandung daya kosmik, sebagai benda bumi yang eksotik, sebagai benda budaya dalam berbagai tradisi, dan sebagai media pemujaan.
Pada masa abad ke-16 hingga manusia modern sekarang, manik-manik banyak digunakan sebagai perhiasan, seperti gelang dan kalung. Bahkan untuk pernak-pernik pakaian dan hiasan pada benda tertentu, seperti keranjang. Boleh dibilang manik-manik menyimbolkan status sosial seseorang, dilihat dari kemegahan manik-manik dan warna-warni yang dikenakan.
Buat para arkeolog, tentu saja manik-manik berperan sebagai sumber sejarah masa lampau. Bahkan dulu pernah digunakan sebagai mata uang primitif. Untuk mengkajinya, banyak hal harus dilakukan, antara lain memperbandingkan temuan sejenis dari wilayah/negara lain dan menguji umur manik-manik lewat analisis laboratorium. Untung saja, koleksi manik-manik bisa dilihat pada sejumlah museum. Dengan demikian kita bisa mengetahui kekhasan setiap daerah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H