Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manik-manik, dari Bekal Kubur Manusia Purba hingga Perhiasan Manusia Modern

17 Maret 2022   10:39 Diperbarui: 18 Maret 2022   08:54 4412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manik-manik kaca dari situs Bongal (Sumber: Balar Sumut/Ery Soedewo)

Sumarah Adhyatman dalam buku Manik-manik di Indonesia, memperkaya pengetahuan lagi dengan istilah manik belimbing dan manik merah.

Manik-manik dipakai sebagai ikat kepala menandakan status sosial (Sumber: Buku Eksotieme Manik-manik Menembus Zaman)
Manik-manik dipakai sebagai ikat kepala menandakan status sosial (Sumber: Buku Eksotieme Manik-manik Menembus Zaman)

Manik-manik masih ditemukan pada berbagai suku bangsa sampai sekarang. Banyak arti dan makna manik-manik buat mereka, antara lain sebagai benda keramat yang mengandung daya kosmik, sebagai benda bumi yang eksotik, sebagai benda budaya dalam berbagai tradisi, dan sebagai media pemujaan.

Pada masa abad ke-16 hingga manusia modern sekarang, manik-manik banyak digunakan sebagai perhiasan, seperti gelang dan kalung. Bahkan untuk pernak-pernik pakaian dan hiasan pada benda tertentu, seperti keranjang. Boleh dibilang manik-manik menyimbolkan status sosial seseorang, dilihat dari kemegahan manik-manik dan warna-warni yang dikenakan.

Buat para arkeolog, tentu saja manik-manik berperan sebagai sumber sejarah masa lampau. Bahkan dulu pernah digunakan sebagai mata uang primitif. Untuk mengkajinya, banyak hal harus dilakukan, antara lain memperbandingkan temuan sejenis dari wilayah/negara lain dan menguji umur manik-manik lewat analisis laboratorium. Untung saja, koleksi manik-manik bisa dilihat pada sejumlah museum. Dengan demikian kita bisa mengetahui kekhasan setiap daerah.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun