Bola digelar pada 1930, tercatat baru 8 negara yang merasakan supremasi tertinggi sepak bola. Piala dunia diselenggarakan setiap 4 tahun. Penyelenggaraan terakhir pada 2018.
Sejak Piala Dunia SepakDari 8 negara yang pernah juara, 3 berasal dari Benua Amerika, yakni Uruguay, Brasil, dan Argentina. Hingga saat ini Brasil meraih 5 kali juara. Dari Benua Eropa, yang pernah juara adalah Italia, Jerman, Inggris, Prancis, dan Spanyol. Jerman meraih 4 kali juara.
Dominasi Eropa dan Amerika Selatan
Boleh dibilang dari belasan kali penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola, hanya negara-negara Eropa dan Amerika Selatan yang pernah juara. Amerika Selatan meraih 9 kali dan Eropa 12 kali.
Mengapa negara-negara Afrika dan Asia belum mampu meraih prestasi tinggi? Di antara negara-negara dari kedua benua, hanya Korea Selatan pernah meraih prestasi tertinggi, yakni peringkat ke-4 pada 2002. Ketika itu gelaran diadakan di Jepang dan Korea Selatan.
Sepak bola paling tidak mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan mengolah bola. Soal kekuatan, kita pasti setuju kalau Afrika dianggap prima. Masyarakat Afrika sudah terbiasa bekerja keras, mengingat termasuk golongan negara miskin.
Afrika dan Asia jelas kalah dalam keterampilan. Sekadar gambaran, dunia sepak bola sangat mengagungkan Messi (Argentina) dan Ronaldo (Portugal). Tak pelak, kiblat sepak bola memang Amerika Selatan dan Eropa.
Memang dalam ajang Piala Dunia Sepak Bola beberapa negara Afrika pernah mengalahkan tim-tim Amerika Selatan dan Eropa. Senegal mengalahkan Prancis pada 2002 menjadi salah satu contoh. Padahal ketika itu menjadi debut pertama Senegal di Piala Dunia. Kamerun mengalahkan Argentina pada fase grup Piala Dunia di Afrika Selatan, 2010. Â Â
Tim Asia pun pernah mengalahkan tim kuat, seperti Arab Saudi mengalahkan Belgia pada gelaran di Amerika Serikat, 1994. Kemudian Korea Selatan mengalahkan Italia pada 2002 di Jepang-Korea Selatan.
Saya perhatikan, tim-tim Afrika dan Asia beberapa kali lolos dari fase grup. Hanya kemudian kandas di pertandingan pertama atau kedua fase hidup-mati. Prestasi tertinggi hanya dicapai Korea Selatan.
Dominasi Amerika Selatan dan Eropa terlihat pula dalam ajang piala dunia antarklub. Dulu juara Piala Libertadores Amerika Selatan selalu diadu dengan juara Piala Champion Eropa. Baru kemudian piala dunia antarklub menyertakan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika-Oceania. Namun tetap saja negara-negara di luar Amerika Selatan-Eropa itu harus bertanding pada fase awal. Negara-negara Amerika Latin dan Eropa hanya menunggu di semifinal.
Lagi-lagi negara-negara Amerika Latin dan Eropa mendominasi piala dunia antarklub atau piala dunia interkontinental. Negara-negara Afrika dan Asia paling-paling mencapai final sebagai prestasi tertinggi.
Sepak bola Afrika dan Asia terlihat masih tertinggal dari Amerika Selatan dan Eropa. Namun bukan berarti tidak bisa meraih prestasi tinggi. Harus ada kompetisi secara teratur tentunya. Dulu kompetisi dunia itu hanya diikuti 16 negara, kemudian ditambah menjadi 24 negara.
Kita bisa mencontoh bulu tangkis. Dulu perebutan Piala Thomas dikuasai Malaysia dan Indonesia, ditambah Tiongkok setelah mereka masuk WBF. Pada 2016 Denmark menjadi tim Eropa pertama yang juara Piala Thomas.
Bukan tidak mungkin Asia dan Afrika akan menjadi juara piala dunia sepak bola. Tantangan juga untuk kompetisi di Tanah Air.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H