Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tayangan Youtube yang Edukatif Jarang Dilihat, tentang Paha dan Dada Banyak Dicari

20 Februari 2022   15:29 Diperbarui: 20 Februari 2022   15:31 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Youtube berisi video tentang musik, olahraga, film, dsb (Sumber: tangkapan layar Youtube)

Tanyakan pada anak-anak sekarang, apa cita-cita mereka. Kemungkinan, jawaban mereka hampir seragam, yakni menjadi Youtuber. Dulu membuat video lalu memasukkannya ke kanal Youtube merupakan hobi sampingan. Tujuannya memberikan informasi, edukasi, dan hiburan. Tentu sebagai pendukung tulisan di media cetak atau media daring. Namun kemudian banyak Youtuber menjadikannya sebagai ladang penghasilan.   

Saat ini Youtuber sudah dianggap sebagai profesi. Tidak heran kalau anak-anak bermimpi menjadi Youtuber. Youtuber yang berhasil tentu saja yang sudah memiliki jutaan pengikut. Perlu diketahui, di bawah gambar sering kali ada tulisan like, subscribe, dan views.

Tidak setiap video bisa dinilai oleh Youtube. Ada syarat minimalnya. Kalau tidak salah 1.000 subscribers. Kalau beruntung setiap bulan si pengunggah video bisa menerima "gaji Youtuber" yang nilainya bervariasi. Yang jelas, jika mencapai 100 dollar, pihak Youtube akan mengirimkan uang ke rekening kita.

Coba saja perhatikan, kalau kita membuka Youtube sering kali ada iklan selama beberapa detik. "Video akan diputar setelah iklan," demikian bunyinya. Bahkan sering kali ada iklan berikutnya. Namun disertai tulisan "lewati iklan" sehingga kita bisa menyentuh kotak "lewati iklan" itu. Karena iklan inilah para Youtuber mendapat bagian dari pay per click atau pay per view, AdSense istilahnya.  

Jangan heran seorang Youtuber berusaha untuk mendapatkan subscriber sebanyak-banyaknya. Semakin banyak subscriber, artinya semakin banyak pula iklan yang masuk. Dengan demikian semakin besar pula penghasilan si pembuat konten.

Gaji Youtuber sebagian besar berdasarkan jumlah klik pada iklan yang muncul.   Jaringan Youtube memang besar karena dimiliki oleh Google, sang raksasa internet. Banyak perusahaan pun sering melihat prestasi seorang Youtuber. Mereka menawarkan endorsement produk apabila jumlah subscriber mencapai jutaan orang. Nah, itu lahan lain menghasilkan cuan. 

Ilustrasi logo Youtube/atas, Rans Entertainment milik Raffi Ahmad/tengah, dan Taulany TV milik Andre Taulany/bawah (Sumber: Tangkapan layar Youtube)
Ilustrasi logo Youtube/atas, Rans Entertainment milik Raffi Ahmad/tengah, dan Taulany TV milik Andre Taulany/bawah (Sumber: Tangkapan layar Youtube)

Selebriti

Banyaknya berita di media tentang 10 Youtuber terkaya dsb tentu saja ikut mengundang minat masyarakat awam untuk membuat konten dan mengunggahnya ke Youtube. Apalagi video mudah dibuat dengan ponsel sekalipun.

Boleh dibilang 10 Youtuber terkaya merupakan para selebriti atau public figure. Nama-nama mereka tentu sudah dikenal karena sering tampil di stasiun televisi. Mana mungkin masyarakat awam bersaing dengan mereka, mengingat mereka sudah mempunyai manajemen dengan sejumlah tim kerja dan peralatan yang canggih.

Nama-nama seperti Ria Ricis, Atta Halilintar, Raffi Ahmad, Andre Taulany, Sule, dan Deddy Corbuzier tentu sudah akrab di telinga penonton televisi dan Youtube. Merekalah yang menguasai jagad per-Youtube-an selama ini. Sekadar gambaran, menurut berita kompas.com, kanal Youtube Ria Ricis memiliki 28,7 juta subscriber.  

Total video ditonton mencapai 4,48 miliar kali. Dengan jumlah subscriber tersebut, Ria Ricis mendapat gaji Youtuber sekitar 40.000 hingga 639.900 dollar AS per bulan atau setara Rp 574 juta hingga Rp 9,18 miliar. Bayangkan besarnya. Entah penghasilan selebriti lain.

Banyak peristiwa sehari-hari mereka videokan. Disayangkan, banyak video tidak mengandung informasi dan edukasi yang baik buat masyarakat. Yang ada adalah membuat prank, menjelek-jelekkan teman, membuka borok teman soal pacar, memamerkan mobil mewah dan rumah mewah, dsb.

Penghasilan mereka memang masih kalah jauh dibandingkan MrBeast alias Jimmy Donaldson. Ia mampu meraup penghasilan tertinggi di dunia pada 2021, yakni mencapai US$ 54 juta atau sekitar Rp 773,2 miliar.

Daftar YouTuber terkaya di dunia (Sumber: tangkapan layar kompas.com)
Daftar YouTuber terkaya di dunia (Sumber: tangkapan layar kompas.com)

Paha dan dada 

Sulit menyaingi para selebriti, apalagi kalau kontennya berhubungan dengan dunia pengetahuan atau keilmuan. Ditonton 1000 kali pun sudah terbilang bagus. Entah mengapa masyarakat kita lebih tertarik dunia hiburan daripada dunia pendidikan atau ilmu pengetahuan.

Masyarakat kita pun senang hal yang fantastis. Saya pernah lihat konten Youtube tentang uang kuno atau numismatik. "Uang kertas kuno ini saya beli 125 juta atau Uang logam kuno ini saya beli seharga 135 juta," demikian judulnya. Penonton video itu lumayan banyak. Ironisnya, video yang dibuat oleh numismatis yang sarat informasi dan edukasi, jarang sekali dilirik masyarakat.

Selain kanal milik selebriti, masyarakat pun sering mencari video yang berhubungan dengan paha dan dada wanita. Lihat saja video tentang wanita muda yang memamerkan payudara dan alat kelamin di bandara Yogyakarta, sering diklik orang yang penasaran. Si wanita sendiri kabarnya mampu mengeruk pundi-pundi sebesar 700 juta hingga 2 miliar setahun. Penghasilan yang amat besar untuk seorang awam.

Disayangkan, tayangan yang informatif dan edukatif jarang diakses, sementara tayangan tentang paha dan dada sering dicari. Semoga tayangan Youtube memberikan informasi dan edukasi yang baik kepada masyarakat. Cerdaskanlah masyarakat lewat tayangan yang mendidik. Kementerian Komunikasi dan Informatika perlu turun tangan.***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun