Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kuartet Ganda Putra Bulutangkis Indonesia yang Menjadi Legenda Dunia

20 Desember 2021   08:46 Diperbarui: 20 Desember 2021   08:50 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan unik juga diperlihatkan Tjuntjun. Smash menukiknya jarang sekali bisa dikembalikan lawan. Smash itu dijuluki jurnalis asing dengan "Airbone smash". Saat itu muncul pula "King smash", smash sambil lompat yang dilakukan Liem Swie King.

Christian dan Tjuntjun bisa dipasangkan dengan siapa saja. Bahkan bisa bermain tunggal dan ganda campuran. Dalam ganda campuran Christian pernah berpasangan dengan Imelda Wiguna dan Regina Masli. Dalam ganda putra Christian pernah berpasangan pula dengan Tjuntjun, Iie Sumirat, Lius Pongoh, bahkan Jens Peter Nierhoff dari Denmark. Tjuntjun pernah berpasangan dengan Sri Wiyanti dan Regina Masli.

Saat kedua pasangan berprestasi, bulutangkis masih menggunakan sistem 15 poin dan pindah servis. Jadi waktu permainan bisa amat panjang.

Dari keempat pemain, hanya Christian yang menjadi pelatih di pelatnas. Ia antara lain melahirkan   pasangan Eddy Hartono/Gunawan, Ricky Subagja/Rexy Mainaky, dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto. 

Tidak heran dalam Piala Thomas sistem baru, berupa 3 tunggal dan 2 ganda, Indonesia hanya butuh 'mencuri' 1 poin dari tunggal karena ganda sudah dipastikan menghasilkan 2 poin.***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun