Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Wajah J.P. Coen Diabadikan Pada Uang Kertas di Hindia-Belanda, Kini Harganya Selangit

19 Desember 2021   06:37 Diperbarui: 19 Desember 2021   06:41 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Jan Pieterszoon Coen pasti tercatat dalam sejarah Nusantara. Ia adalah Gubernur Jenderal Vereenigde Oost-indische Compagnie (VOC) atau Kompeni yang ke-4 dan ke-6 di Hindia-Belanda. Masa pemerintahannya berlangsung pada 1619 -- 1623 dan 1627 -- 1629.

Setelah menjadi Gubernur Jenderal, ia tidak tahan terhadap orang Banten dan orang Inggris di sana. Maka ia pun memindahkan kantor VOC ke Jayakarta. Pada 30 Mei 1619 ia menaklukkan Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia. Nama Batavia sendiri digunakan sampai 1942, saat Jepang masuk ke sini.

Di Belanda, Coen banyak dikenang. Namun di Hindia-Belanda ia dikenal sangat kejam. Penduduk Batavia memberi julukan kepadanya, Mur Jangkung.

Dewa Mercurius dengan tongkat/kiri dan J.P. Coen/kanan (Sumber: diperbesar dari foto di atas/uang-kuno.com)
Dewa Mercurius dengan tongkat/kiri dan J.P. Coen/kanan (Sumber: diperbesar dari foto di atas/uang-kuno.com)

Diabadikan pada uang kertas

Wajah Coen kemudian diabadikan pada uang kertas yang diterbitkan pemerintah Hindia-Belanda. Kolektor uang atau numismatis mengenalnya sebagai Seri Coen Mercurius. Seri Coen Mercurius itu terbit pada 1897-1924 oleh De Javasche Bank.  

Seri Coen Mercurius terdiri atas lima pecahan yaitu 100, 200, 300, 500, dan 1000 Gulden. Semua pecahan memiliki gambar yang serupa tetapi dengan warna yang berbeda. Pada sisi kanan uang terdapat gambar Coen, sementara pada sisi kiri bergambar dewa Mercurius yang sedang memegang tongkat. Karenanya, seri ini sering juga disebut sebagai Coen tongkat.

Merkurius atau Mercurius adalah seorang dewa Romawi, sebagai dewa pelindung keuangan, komersial, kelancaran berbicara dan kemudian puisi, pesan/komunikasi, penjelajah, perbatasan, keberuntungan, tipu daya, dan pencuri. Ia dianggap putra dari Maia dan Jupiter dalam mitologi Romawi.

Seri Coen II nominal 1000 gulden (Sumber: uang-kuno.com)
Seri Coen II nominal 1000 gulden (Sumber: uang-kuno.com)

Selanjutnya pada 1901-1924 terbit Seri Coen I hanya dalam pecahan  5 gulden. Uang tersebut memiliki variasi nomor seri dan tanda tangan. Banyaknya variasi tentu saja menjadi incaran para numismatis Indonesia dan dunia pada masa sekarang. 

Pada 1925-1931 muncul Seri Coen II, terdiri atas pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 200, 300, 500, dan 1000 gulden. Pecahan 25 gulden dari seri ini relatif mudah ditemukan. Saya sendiri pernah mendapatkan uang ini pada lelang PPKMU (Perhimpunan Penggemar Koleksi Mata Uang)  sekitar 1990 seharga Rp 20.000. Kondisi koleksi boleh dikatakan Very Fine atau cukup bagus. Kondisi di atasnya sekitar Rp 40.000-Rp 80.000. Demikian menurut buku Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-1996. Yang sulit didapat pecahan 300 gulden.

Menurut buku Oeang Noesantara terkarang oleh Uno (2015), harga pecahan 25 gulden sekitar Rp 200.000 untuk kondisi serupa. Naik cukup berarti.

Bacaan untuk memperdalam ada di [sini]

Yang berharga mahal tentu saja uang-uang kertas dengan kondisi bagus sekali atau bagus. Terutama pecahan-pecahan besar seperti 300, 500, dan 1000 gulden. Harganya cukup menguras kantong. Apalagi kalau sudah disertifikasi dengan predikat PMG sekian. Dulu hanya orang-orang kaya yang memiliki nominal besar. Jadinya lebih langka dibandingkan pecahan kecil di bawah 100.

Seri Coen Mercurius atau Coen I dan Coen II biasanya diperoleh kolektor Indonesia dalam kondisi bagus lewat balai-balai lelang internasional. Kalau sudah tertarik, mereka selalu nge-bid dalam bilangan cukup besar.

Meskipun berharga selangit, beberapa kolektor Indonesia memiliki seri Coen secara lengkap. Bahkan ada yang sudah disertifikasi PMG. Yah berkoleksi memang harus sesuai isi kantong. Kalau kita tidak mampu membeli secara lengkap, jangan memaksakan diri. Itulah kiat berkoleksi. Yang penting bermanfaat untuk diri sendiri, misalnya menghilangkan stres dan melatih ketelitian.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun