Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gamelan Sudah Mendunia, Jangan Sampai Nanti Kita Malah Belajar di Mancanegara

17 Desember 2021   08:35 Diperbarui: 19 Desember 2021   11:00 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alat musik gamelan. (Dok. Shutterstock/ridzkysetiaji via kompas.com)

Keberadaan gamelan dan wayang sudah ada sejak zaman prasejarah. Sayang belum ada bukti tertulis yang dapat dipakai untuk melacak gamelan pada masa prasejarah. 

Sumber data tentang gamelan memang ada, namun dari zaman beberapa ratus tahun kemudian setelah zaman prasejarah.  Dari sumber tertulis, data gamelan ditemukan pada prasasti dan naskah kuno. Sementara dari sumber tak tertulis, data itu berupa relief pada beberapa candi.

Dalam beberapa prasasti di Bali diketahui ada istilah yang berkenaan dengan pertunjukan musik dan gamelan. Prasasti Sukawana (804 Saka atau 882 Masehi), menyebutkan istilah parpadaha (pemukul gendang) dan pamukul (penabuh gamelan). Sebutan serupa juga terdapat pada Prasasti Bebetin (818 Saka atau 896 Masehi) dan Trunya (833 Saka atau 911 Masehi).

Beberapa prasasti di Jawa menyebutkan beberapa instrumen kelompok membranofon, misalnya gendang, telah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi. 

Alat musik itu antara lain disebut padahi, pataha (padaha), damaru, dan kendang. Istilah padahi, mirip papadaha di Bali, dijumpai pada Prasasti Kuburan Candi (821 Masehi), yang terus dipergunakan sampai era Majapahit pada naskah Nagarakretagama.

Pada kelompok instrumen ideofon, bisa dikatakan alat musik yang dipukul/ditabuh,  instrumen yang  dijumpai dalam prasasti dan kitab sastra, antara lain tuwung, kangsi, rigang, curing, rojeh, brikuk, bungkuk, kamanak, gambang, calung, salunding, barung, ganding, dan gong.

Beberapa instrumen musik pada relief Candi Borobudur (Sumber: Dinas Purbakala melalui buku Hindu-Javanese Musical Instruments)
Beberapa instrumen musik pada relief Candi Borobudur (Sumber: Dinas Purbakala melalui buku Hindu-Javanese Musical Instruments)

Relief candi  

Beberapa instrumen gamelan dapat diamati pada relief candi. Di Candi Borobudur, misalnya, ada kendang bertali dan gambang. Lalu pada Candi Prambanan ada kendang silindris dan kendang cembung.  

Menurut Prof. Timbul Haryono, pensiunan Guru Besar Arkeologi UGM, pada Candi Ngrimbi (abad ke-13 Masehi) ada relief reyong (dua buah bonang pencon), sementara relief gong besar dijumpai di Candi Kedaton (abad ke-14 Masehi). 

Tentu saja masih banyak sumber tertulis dan sumber tidak tertulis yang menyebutkan alat-alat musik yang dimainkan pada ensembel gamelan.

Sejak lama gamelan tidak hanya dikenal di Indonesia. Banyak masyarakat mancanegara sering menuntut ilmu gamelan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun