Keberadaan gamelan dan wayang sudah ada sejak zaman prasejarah. Sayang belum ada bukti tertulis yang dapat dipakai untuk melacak gamelan pada masa prasejarah.Â
Sumber data tentang gamelan memang ada, namun dari zaman beberapa ratus tahun kemudian setelah zaman prasejarah. Â Dari sumber tertulis, data gamelan ditemukan pada prasasti dan naskah kuno. Sementara dari sumber tak tertulis, data itu berupa relief pada beberapa candi.
Dalam beberapa prasasti di Bali diketahui ada istilah yang berkenaan dengan pertunjukan musik dan gamelan. Prasasti Sukawana (804 Saka atau 882 Masehi), menyebutkan istilah parpadaha (pemukul gendang) dan pamukul (penabuh gamelan). Sebutan serupa juga terdapat pada Prasasti Bebetin (818 Saka atau 896 Masehi) dan Trunya (833 Saka atau 911 Masehi).
Beberapa prasasti di Jawa menyebutkan beberapa instrumen kelompok membranofon, misalnya gendang, telah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi.Â
Alat musik itu antara lain disebut padahi, pataha (padaha), damaru, dan kendang. Istilah padahi, mirip papadaha di Bali, dijumpai pada Prasasti Kuburan Candi (821 Masehi), yang terus dipergunakan sampai era Majapahit pada naskah Nagarakretagama.
Pada kelompok instrumen ideofon, bisa dikatakan alat musik yang dipukul/ditabuh,  instrumen yang  dijumpai dalam prasasti dan kitab sastra, antara lain tuwung, kangsi, rigang, curing, rojeh, brikuk, bungkuk, kamanak, gambang, calung, salunding, barung, ganding, dan gong.
Relief candi Â
Beberapa instrumen gamelan dapat diamati pada relief candi. Di Candi Borobudur, misalnya, ada kendang bertali dan gambang. Lalu pada Candi Prambanan ada kendang silindris dan kendang cembung. Â
Menurut Prof. Timbul Haryono, pensiunan Guru Besar Arkeologi UGM, pada Candi Ngrimbi (abad ke-13 Masehi) ada relief reyong (dua buah bonang pencon), sementara relief gong besar dijumpai di Candi Kedaton (abad ke-14 Masehi).Â
Tentu saja masih banyak sumber tertulis dan sumber tidak tertulis yang menyebutkan alat-alat musik yang dimainkan pada ensembel gamelan.
Sejak lama gamelan tidak hanya dikenal di Indonesia. Banyak masyarakat mancanegara sering menuntut ilmu gamelan di sini.