Setiap 10 November kita selalu memeringati Hari Pahlawan. Buat insan permuseuman di Jakarta, 10 November dikenang sebagai Hari Paramita Jaya, sebuah nama yang bermakna "Perhimpunan Antar Museum di DKI Jakarta Raya". Berdirinya Paramita Jaya disahkan pada 10 November 1987.
Dalam rangka menjadikan Jakarta sebagai Kota Budaya dan Tujuan Wisata, maka objek-objek wisata di Jakarta senantiasa harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. Objek-objek wisata tersebut salah satunya adalah museum-museum.
Di wilayah DKI Jakarta terdapat 29 museum dengan ciri-ciri tersendiri serta dikelola oleh instansi yang berbeda-beda, baik oleh Pemerintah Pusat, Pemda DKI Jakarta, ABRI dan POLRI maupun yang dikelola oleh pihak swasta.
"Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan museum-museum DKI Jakarta serta menjalin kerja sama dalam berbagai bidang seperti penyelenggaraan pameran, ceramah, seminar, diskusi, penataran/kursus/pendidikan permuseuman, serta acara-acara lainnya, maka pada 10 November 1987 telah disepakati bersama pembentukan Perhimpunan Antar Museum di DKI Jakarta Raya disingkat Paramita Jaya," demikian alasan dan tujuan pembentukan organisasi museum Paramita Jaya sebagaimana termuat dalam Bulletin Paramita Jaya 1988.
Mati suri
Pembentukan Paramita Jaya dimotori oleh Kepala Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta Razak Manan dan Direktur Museum Bambang Soemadio.
Pada awalnya yang tergabung dalam Paramita Jaya adalah kepala-kepala museum. Namun kemudian terjadi kendala apabila kepala museum dimutasi ke tempat lain. Apalagi kalau ybs menjabat sebagai pengurus Paramita Jaya. Beberapa kali Paramita Jaya seperti mati suri karena ditinggalkan sejumlah pengurus.
Barulah beberapa tahun terakhir ini terjadi perubahan keanggotaan. Selain kepala museum, mereka yang tergabung dalam Paramita Jaya adalah staf museum, pemerhati museum, dan komunitas museum. Termasuk ke dalam museum adalah galeri dan monumen. Sejak itu Paramita Jaya selalu mengusung nama Mugalemon, singkatan dari Museum, Galeri, dan Monumen.
Berkembang
Semakin tahun, jumlah museum di Jakarta semakin berkembang. Sebagaimana informasi 1988, baru ada tiga museum yang berada di bawah Depdikbud, sekarang Kemdikbudristek.Â
Ketiga museum itu adalah Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, dan Museum Sumpah Pemuda. Pada 1990-an jumlah museum di bawah Kemdikbudristek bertambah Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Basoeki Abdullah, dan Galeri Nasional.
Saat ini 60-an museum, galeri, dan monumen tergabung dalam Paramita Jaya. Sebelum pandemi Covid, Paramita Jaya membuat acara Temu Mugalemon setiap bulan di tempat yang berbeda. Namun sejak pandemi, kegiatan dilakukan secara daring.
Bersama Barahmus (Badan Musyawarah Museum) DIY dan Himusba (Himpunan Museum-museum di Bali) Bali, Paramita Jaya menjadi 'tiga tokoh sentral' dalam kegiatan Asosiasi Museum Indonesia (AMI).
Semoga Paramita Jaya dan organisasi permuseuman lain mampu menghidupkan museum-museum, terutama museum swasta, yang terkena dampak pandemi. Kita harus saling toleransi dan gotong royong demi memajukan museum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H