Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Motif Batik dan Perhiasan Kuno pada Relief Candi dan Arca

17 Oktober 2021   09:07 Diperbarui: 17 Oktober 2021   09:10 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran perhiasan pada relief candi (Sumber: Makalah Terry Wijaya Supit)

Batik berhubungan dengan busana. Sedangkan perhiasan adalah pelengkap dalam berbusana, juga sebagai pembeda status sosial masyarakat pada masa lalu hingga sekarang. Hal ini tergambar dalam relief-relief candi pada masa Hindu-Buddha.  

Menurut Terry Wijaya Supit, perhiasan muncul sebagai ungkapan rasa keindahan yang dipengaruhi oleh lingkungan saat perhiasan itu diciptakan. Zaman dulu perhiasan dibuat dengan filosofi-filosofi tertentu sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat yang banyak bersinggungan dengan kepercayaan saat itu.

Pada awalnya bahan yang digunakan untuk perhiasan sangat sederhana dan mudah ditemui dari alam sekitar seperti daun, bunga, buah, kayu, batu, dan tulang. Di masa perundagian, masyarakat telah mengenal perhiasan berupa gelang kaki, gelang tangan, kalung, topi, dan senjata yang terbuat dari bahan logam tuang seperti tembaga. "Pada masa Hindu-Buddha, seni perhiasan berkembang dengan ditemukannya perhiasan dari bahan kaca, tembaga, dan emas yang berfungsi juga sebagai sarana pelengkapan dalam upacara ritual," demikian Terry.

Banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, mempengaruhi teknik dan ragam hias perhiasan Indonesia yang ada. Pengaruh-pengaruh itu, menurut Terry, berasal dari budaya lokal setempat, budaya Hindu-Buddha, budaya India, budaya Tiongkok, hingga budaya Islam dan budaya Eropa.

Sementara soal fungsi perhiasan, kata Terry, sebagai bekal kubur, sebagai penolak bala, sebagai sarana pengobatan, sebagai simbol status, dan sebagai perlengkapan penari.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun