Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Danau Toba Cocok untuk Wisata Etnik, Wisata Arkeologi, dan Wisata Petualangan

25 September 2021   07:35 Diperbarui: 25 September 2021   07:37 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Figur pada bagian belakang sarkofagus (Foto: Berkala Arkeologi Sangkhakala, Juli 2009)

Umumnya rumah-rumah adat tersebut dihuni oleh keturunan Raja Huta atau pemimpin marga setempat. Sebagian besar bagian rumah terbuat dari bahan kayu. Sebagian sudah ada yang disemen. Rumah berarsitektur tradisional itu penuh makna filosofis dalam cara membangun, seni hias, dan penempatan ruangan.

Soal sarkofagus Samosir, Taufiqurrahman Setiawan, dalam Sangkhakala (Juli 2009) menulis bahwa sarkofagus sebagai wadah penguburan merupakan salah satu unsur terpenting dari megalitik di Samosir. Data 2005 menyebutkan ada temuan 31 sarkofagus yang tersebar di beberapa kecamatan. Jelas tinggalan-tinggalan berusia tua terdapat di sekitar Danau Toba atau Pulau Samosir. Sarkofagus dikenal masyarakat Batak sebelum mereka menganut Kristen dan Islam.

"Sarkofagus Samosir merupakan sebuah tinggalan budaya masyarakat masa lampau yang mempunyai ciri khas. Obyek tersebut merupakan sebuah hasil dari kreativitas masyarakat yang berbudaya tinggi," tulis Taufiqurrahman.

Tinggalan kuno lain berupa lesung batu. Miris, benda-benda tersebut kini terbengkalai. Ada lagi batu persidangan. Batu-batu yang disusun berkelompok ini oleh masyarakat Batak Toba di masa lalu difungsikan sebagai sidang adat untuk memutuskan berbagai permasalahan.

Tinggalan yang unik berupa Pustaha Laklak.  Pustaha Laklak merupakan naskah kuno yang ditulis dari media kulit kayu (laklak). Biasanya pustaha ini ditulis menggunakan aksara dan bahasa Batak yang isinya berupa ilmu perdukunan, ramalan, maupun tentang pertanian. Karena digemari, Pustaha Laklak banyak dibuat untuk kepentingan cendera mata.

Obyek lain Sigale-gale, berupa boneka kayu berukuran cukup besar.  Boneka tersebut dapat menari bahkan mengeluarkan air mata dan dapat bergerak sendiri saat ritual tertentu. Kesenian Sigale-gale diperkirakan sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Nah begitulah sedikit dari Heritage of Toba yang tergolong warisan budaya kebendaan. Belum ada ada warisan budaya tak benda, ulos misalnya.

Figur pada bagian belakang sarkofagus (Foto: Berkala Arkeologi Sangkhakala, Juli 2009)
Figur pada bagian belakang sarkofagus (Foto: Berkala Arkeologi Sangkhakala, Juli 2009)

Wisata Etnik

Di Sumatera Utara dan sekitarnya terdapat enam suku Batak, yakni Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak/Dairi, Simalungun, dan Toba. Informasi seperti itu ada di Museum T.B. Silalahi Center atau populer disebut Museum Batak. Museum itu terletak di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, tidak jauh dari Danau Toba.  

Museum Batak harus menjadi primadona kepariwisataan. Meskipun merupakan museum pribadi atau museum swasta, keberadaan museum harus didukung banyak pihak. Apalagi di dekat situ terdapat bandara udara Silangit yang bisa menuju ke Kualanamu dan beberapa tempat lain. 

Wisata etnik harus dikembangkan di seputaran Danau Toba. Tentu saja harus dengan manajemen yang baik. Buatlah kehidupan tradisional seperti masa lampau. Perajin ulos bisa berproduksi dari lokasi wisata etnik. Ini sebagai contoh saja. Ceritakan ulos untuk kelahiran dan ulos untuk kematian agar wisatawan paham. Setiap suku Batak tentu punya adat dan tradisi masing-masing. Nah karena ada enam suku, tentu banyak hal bisa diperoleh para wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun