Wisata edukasi di Dusun Nglipoh berkembang sejak beberapa tahun lalu. Praktik pembuatan gerabah bisa diikuti segala usia. Hasil 'keterampilan' mereka bisa dibawa pulang. Hasil dari teman-teman Kompasianer tadi esoknya dibawa Pak Supoyo ke Balkondes Ngargogondo, tempat kami menginap. Â
Pada relief
Tradisi membuat gerabah di Dusun Nglipoh bisa dilihat pada relief Candi Borobudur. Â Di tempat Pak Supoyo ada beberapa gerabah yang siap jual karena sudah melalui proses pembakaran. Saya lihat ada bentuk stupa, ciri khas Candi Borobudur. Ada pula kendi, tempat minuman tradisional.
Gerabah dapat berfungsi dalam konteks religius dan profan. Pada relief candi digambarkan jenis-jenis gerabah di masa lalu, berikut teknik pembuatan gerabah, bagaimana tanah liat diangkut, hingga proses pembakaran benda.
Ternyata gerabah pernah ditemukan melalui ekskavasi arkeologis Proyek Pemugaran Candi Borobudur masa 1970-an, antara lain 10 periuk utuh. Belum lagi ribuan gerabah berbentuk pecahan. Gerabah-gerabah itu ada yang polos, ada yang berhias (Berkala Arkeologi Vol. 33 Edisi No. 2/November2013).
Pada 2012 Balai Arkeologi Yogyakarta pernah melakukan ekskavasi di Situs Borobudur untuk meneliti jejak-jejak  permukiman kuna.***Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H