Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Literasi Memerlukan Kepedulian dan Pengorbanan

9 Mei 2021   11:32 Diperbarui: 9 Mei 2021   11:42 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 1980-an saya sering mengikuti berbagai kegiatan, seperti pertemuan ilmiah, kongres ilmu pengetahuan, konferensi, seminar, diskusi ilmiah, dan lokakarya. Kegiatan tersebut ada yang berlangsung satu hari, ada pula yang berlangsung lebih dari satu hari.

Dari kegiatan-kegiatan tersebut saya memperoleh banyak makalah. Masa 1980-an makalah masih dalam bentuk stensil. Mulai 1990-an makalah difotokopi. Untuk kualitas, tentu saja makalah fotokopi lebih bagus daripada makalah stensil.

Kegiatan-kegiatan yang saya ikuti antara lain dalam bidang humaniora, seperti arkeologi, sejarah, museum, budaya, dan seni. Sesekali kegiatan numismatik, pariwisata, pendidikan, dan iptek.  

Kumpulan makalah yang belum dipilih dan dipilah (Dokpri)
Kumpulan makalah yang belum dipilih dan dipilah (Dokpri)
Jilid

Seingat saya pada 2000 saya pernah menjilid berbagai kumpulan makalah. Saya hitung ada lima kontener ukuran 30 liter. Kalau dalam bentuk jilid, ada lebih dari 100 jilid.

Makalah dari 2000 hingga sekarang masih saya kumpulkan. Saat ini masih ada di dalam belasan ordner. Kalau ada waktu senggang, saya pilih dan pilah makalah-makalah itu. Pagi ini baru dapat enam jilid makalah yang terdiri atas makalah Konferensi Nasional Sejarah, makalah tokoh Cut Nyak Dien, dan makalah arkeologi.

Sejak lama memang saya sudah punya staples besar, alat pemotong kertas, dan karton untuk sampul. Saya kerjakan sendiri saja. Langkah selanjutnya adalah mengetik daftar isi setiap jilid makalah. Hal ini untuk memudahkan pencarian.

Setelah terkumpul cukup banyak, akan saya bawa ke toko kertas untuk merapikan sisi-sisi jilidan makalah. Istilah toko kertas 'disisir'. Toko kertas biasanya mempunyai alat pemotong kertas. Langkah terakhir adalah memberi lakban agar sisi jilidan menjadi rapi.

Kumpulan makalah yang sedang dijilid (Dokpri)
Kumpulan makalah yang sedang dijilid (Dokpri)
Gerakan literasi

Selain makalah, saya juga memiliki banyak kliping koran dan majalah. Ada sekitar 50 ordner. Kliping ini pun saya kumpulkan sejak 1980-an. Rencananya saya akan fotokopi. Setelah dipilih dan dipilah, akan saya jilid juga. Kalau langsung dijilid dari kliping, biasanya bagian tengah akan melendung.

Buku dan publikasi tercetak lain, juga tak terhitung banyaknya. Ada yang bilang seabreg-abreg. Nah, inilah yang menyulitkan perawatan. Kalau memiliki penghasilan tetap, mungkin cukup membantu.  Namun apa daya, sejak tahun lalu penghasilan saya tergerus pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun