Menurut Kepala Balai Arkeologi DI Yogyakarta, Pak Sugeng Riyanto, Candi Sirih terdiri atas satu bangunan utama atau candi induk, tiga bangunan pendamping atau candi perwara, dan paling sedikit terdapat satu pagar yang mengelilingi kompleks candi.
Dalam beberapa kali penelitian, tim arkeologi berhasil menampakkan bagian kaki candi induk, bagian kaki candi perwara, sebagian talud, sebagian halaman, dan tangga masuk ke halaman utama. Berdasarkan data hasil ekskavasi, menurut Pak Sugeng, bentuk Candi Sirih dapat digambarkan seperti berikut:
- Candi induk menghadap ke arah barat.
- Di hadapan candi induk terdapat tiga candi perwara menghadap ke timur atau berhadapan dengan candi induk.
- Denah candi induk berukuran 8 meter x 8 meter.
- Denah candi perwara berukuran 3 meteran x 3 meteran.
- Kompleks candi dikelilingi pagar berukuran 32 meter x 32 meter. Â
Karena berbahan relatif lembek, batu tufa tidak mudah diukir. Jadi tidak banyak ornamen dan ukiran pada batu candi. Dulu di bagian tengah candi terdapat sebuah arca. Entah di mana sekarang keberadaan arca itu. Dalam ekskavasi ditemukan sebuah arca kecil yang belum dapat diidentifikasi karena kepala, terutama wajah arca, telah hilang. Hanya ada prabha di bagian belakang kepala yang menunjukkan tokoh dewa.
Ditemukan juga sebuah lingga dari batu andesit. Lingga adalah lambang Dewa Siwa, salah satu dewa tertinggi dalam agama Hindu. Candi Sirih didirikan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.
Ada banyak hal bisa dipelajari dari Candi Sirih. Candi itu, misalnya, terletak di wilayah yang sepi akan bangunan candi. Maka candi itu bernilai tinggi karena tergolong langka. Selain itu menunjukkan kalau kebudayaan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Pelajaran penting lain adalah kita harus benar-benar menjaga kelestarian warisan masa lampau kita di mana pun berada.***
Rujukan:
- Berbagai berita media cetak
- Sugeng Riyanto. Si Putih Candi Sirih. Balai Arkeologi DI Yogyakarta, 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H