Kata ikonografi berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti "gambar" dan "menulis". Sesungguhnya berarti luas karena mengidentifikasi juga relief cerita pada candi. Apalagi berhubungan dengan Arkeologi Klasik dari masa Hindu-Buddha.
Mendeskripsi dan mengidentifikasi arca kuno di mata pakar Arkeologi Klasik terlebih dengan spesialisasi Ikonografi cukup mudah. Yang termasuk agak sulit adalah memberi tarikh pada temuan tersebut. Kalau prasasti memiliki pertanggalan mutlak, tidaklah demikian dengan arca atau candi. Biasanya cukup disebutkan langgam seni masa Mataram Kuno, Singhasari, Sriwijaya, atau Majapahit. Ini merujuk pada kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.
Jadi bukan tidak mungkin kalau tinggalan di Gedung Sarinah itu akan merujuk pada nama seniman, misalnya "Gaya Edhi Sunarso" atau "Gaya Seniman Lain".
Arkeologi dikenal sebagai ilmu yang serakah. Banyak pihak melakukan pekerjaan berdasarkan 'metode arkeologi'. Sebagai misal, pemerintah AS mengangkat dan mengidentifikasi kerangka serdadu mereka yang hilang pada Perang Vietnam, dengan cara ekskavasi arkeologi.
Kita belum tahu seampuh mana Ilmu Ikonografi untuk menangani relief dan patung Sarinah. Tentu perlu dicoba. Dari situ baru ketahuan gagal atau berhasil.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H