Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlu Melacak Relief dan Patung di Gedung Sarinah dengan Metode Ilmu Ikonografi

19 Januari 2021   14:17 Diperbarui: 19 Januari 2021   14:54 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian relief di Gedung Sarinah (Foto: Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbud)

Kata ikonografi berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti "gambar" dan "menulis". Sesungguhnya berarti luas karena mengidentifikasi juga relief cerita pada candi. Apalagi berhubungan dengan Arkeologi Klasik dari masa Hindu-Buddha.

Mendeskripsi dan mengidentifikasi arca kuno di mata pakar Arkeologi Klasik terlebih dengan spesialisasi Ikonografi cukup mudah. Yang termasuk agak sulit adalah memberi tarikh pada temuan tersebut. Kalau prasasti memiliki pertanggalan mutlak, tidaklah demikian dengan arca atau candi. Biasanya cukup disebutkan langgam seni masa Mataram Kuno, Singhasari, Sriwijaya, atau Majapahit. Ini merujuk pada kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.

Jadi bukan tidak mungkin kalau tinggalan di Gedung Sarinah itu akan merujuk pada nama seniman, misalnya "Gaya Edhi Sunarso" atau "Gaya Seniman Lain".

Arkeologi dikenal sebagai ilmu yang serakah. Banyak pihak melakukan pekerjaan berdasarkan 'metode arkeologi'. Sebagai misal, pemerintah AS mengangkat dan mengidentifikasi kerangka serdadu mereka yang hilang pada Perang Vietnam, dengan cara ekskavasi arkeologi.

Kita belum tahu seampuh mana Ilmu Ikonografi untuk menangani relief dan patung Sarinah. Tentu perlu dicoba. Dari situ baru ketahuan gagal atau berhasil.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun