Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata Motivator Tung Desem, Pelukis Harus Punya Kemampuan "Marketing"

22 November 2020   11:58 Diperbarui: 22 November 2020   12:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Museum Basoeki Abdullah berbincang dengan sebagian peserta pameran 'Semesta Perempuan' (Dokpri)

Dalam acara bincang santai yang dipandu Ibu Citra tampil Ibu Cecilia Sidhawati. Beliau adalah putri Pak Basoeki Abdullah. Beliau banyak bercerita tentang pengalaman bersama ayahnya. Termasuk soal lukisan Nyai Loro Kidul yang dianggap penuh mitos atau mistik. 

Ketika itu di sebuah hotel, Wati kecil didatangi seorang wanita. Ternyata sosok yang 'dilihatnya' itu identik dengan tokoh yang dilukis ayahnya kemudian. Saat ini lukisan Nyai Loro Kidul dimiliki sebuah perusahaan rokok.

Tampil pula Pak Tung Desem Waringin lewat daring. Motivator terkenal ini memiliki koleksi lukisan Basoeki Abdullah dengan obyek lima ekor kuda. Lukisan tersebut diperoleh lewat lelang. Beliau senang kepada Basoeki Abdullah karena bangga Pak Basoeki dulu berhasil mengalahkan pelukis-pelukis Eropa dalam kompetisi.  

Pak Tung Desem menyarankan agar para perupa atau pelukis memiliki kemampuan 'marketing' sehingga tidak cuma idealis tapi bisa menabung. Ia mencontohkan van Gogh yang semasa hidupnya tidak pernah menjual lukisan. Van Gogh dikenal dunia justru setelah ia meninggal.

Soal 'marketing' Pak Tung mecontohkan dokter yang idealis. Dengan bekerja sendiri, ia memang bisa menolong banyak orang. Namun kalau si dokter memiliki sebuah rumah sakit, tentu bisa menolong lebih banyak lagi. Bahkan kalau memiliki 100 rumah sakit, ia mampu menolong amat sangat banyak orang.

Museum Basoeki Abdullah (Dokpri)
Museum Basoeki Abdullah (Dokpri)
Untuk menolong para perupa, Pak Tung mengharapkan pihak Museum Basoeki Abdullah menyelenggarakan kompetisi perupa dengan memberikan medali emas, medali perak, dan medali perunggu. Setiap medali diberikan kepada masing-masing aliran seni lukis seperti abstrak, realis, dan naturalis. 

Jika mendapat medali emas ada kebanggaan buat perupanya sehingga namanya akan meningkat. Dengan demikian harga lukisannya akan naik, begitu kira-kira kata Pak Tung Desem.

Pihak Museum Basoeki Abdullah sendiri, sebagaimana dikatakan Ibu Maeva, setiap tiga tahun menyelenggarakan MBAA atau Museum Basoeki Abdullah Award. Kita harapkan MBAA akan meningkatkan taraf hidup sekaligus mempopulerkan seniman-seniman Indonesia.

Dalam kesempatan itu pihak Museum Basoeki Abdullah menyerahkan sertifikat kepada para peserta pameran. Terpilih peserta favorit pilhan masyarakat Mbak Prajna dan Mas Agustan. Masing-masing mendapat apresiasi sebesar Rp 2,5 juta.***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun