1.//Selamat tahun Saka yang telah berlalu [swasti sakawarsatita]// pada tahun Saka [i saka]// 1338//
2. pada saat itulah duli paduka yang berasal dari Talonan [sama?kana diwasa ni lebu talampakanira ri talo
3. nan], mengambil alih sebidang tanah dengan cara membeli dari [hanimbal warukira] Ba?ara di Paguhan, yang dimakamkan [sa? li
Lihat isi lengkap prasasti [di sini].
Prasasti tersebut memuat angka tahun 1338 Saka, kalau dikonversi ke tahun Masehi bertarikh 4 September 1416, singkatnya abad ke-14. Beberapa epigraf telah membahas prasasti itu, yakni  F.D.K. Bosch, L.Ch Damais, J. Noorduyn, Boechari, dan A.S. Wibowo.
Saat ini Prasasti Paguhan menjadi koleksi Museum Nasional dengan nomor inventaris E.60.
Epigraf Trigangga pernah membahas prasasti ini dalam media sosial. Tujuannya untuk memberi informasi kepada masyarakat umum dan peminat masa lampau. Trigangga adalah arkeolog yang bekerja di Museum Nasional. Awal Januari 2020 lalu beliau meninggal dunia.
Format isinya mirip sekali dengan format isi kuitansi zaman sekarang. Nilai uang disebut dua kali, dengan bilangan dan angka. 'Kuitansi' itu dilengkapi "paraf" dari penerima uang tersebut.
Beliau memberi ilustrasi begini:
"Sudah terima dari para 'angucap gawe' di Gedong Dingdiwa sejumlah uang untuk pembayaran sebidang tanah untuk kepentingan Bhatara di Paguhan yang meninggal di Pramalaya. Jumlah uang 200.000 (dua ratus ribu) kepeng banyaknya. Tertanggal 13 paroterang, bulan Asuji, 1338 Saka (4 September 1416 M). Tertanda: Sang Kawasa".