Memiliki rumah sendiri merupakan sebuah kebahagiaan. Kita tidak perlu kontrak rumah karena rumah yang kita tempati itu memiliki jangka waktu terbatas. Misalkan dua tahun harus pindah, lalu cari rumah kontrakan lain. Begitu pula kalau kos.
Rumah tidak perlu besar dan mewah. Apalagi buat pasangan baru. Yang penting cukup memberi ketenangan hidup. Ada kamar tidur tempat kita beristirahat. Ada dapur tempat kita memasak. Ada kamar mandi tempat kita merapikan diri. Ada sisa ruangan untuk gudang atau ruang kerja.
Memilih rumah kadang gampang-gampang susah atau susah-susah gampang. Biasanya tergantung cocok-cocokan atau intuisi kita. Saat ini ada beberapa macam rumah tinggal, yakni di wilayah biasa, kompleks perumahan, sampai flat atau apartemen.
"Saya ingin membeli rumah sesuai feng shui," begitulah keinginan sebagian warga. Mereka percaya rumah yang sesuai  feng shui adalah rumah hoki. Boleh dibilang feng shui adalah pengetahuan tentang tata bangunan. Pengetahuan ini berasal dari Tiongkok kuno. Usianya sudah ribuan tahun. Di Indonesia pengetahuan ini sudah dikenal sejak lama.
Dilihat dari kata-katanya, feng berarti air dan shui berarti angin. Jadi feng shui adalah seni merancang rumah untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam kehidupan, kesehatan, rezeki, dan kebahagiaan.
Feng shui berprinsip pada konsep yin dan yang, yakni energi negatif dan energi positif yang menghubungkan manusia dengan lingkungan.
Prinsip lima elemen atau lima unsur berperan dalam hitungan feng shui. Kelima elemen itu berinteraksi saling menguntungkan dan saling merugikan, yakni kayu, api, tanah, logam, dan air. Kayu menghidupkan api, api mengeraskan tanah, tanah mengandung logam, logam menampung air, dan air menyirami kayu. Demikian siklus saling menguntungkan.
Lalu ada lagi siklus saling merugikan, yakni kayu merusak tanah, tanah membendung air, air memadamkan api, api melelehkan logam, dan logam memotong kayu. Setiap elemen dikaitkan dengan warna dan arah.
Konsep delapan arah berpedoman pada kompas, yakni selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut, timur, dan tenggara. Setiap arah diwakili bentuk (seperti segitiga dan kotak) dan warna (antara lain merah, hijau, putih, dan hitam).
Angka KUA
Semua energi, elemen, bentuk, warna, dan arah tidak datang begitu saja atau kita boleh memilih. Dalam feng shui sudah ada ketetapannya yang diambil dari tahun kelahiran. Dari tahun kelahiran kita mendapatkan angka KUA. Angka KUA adalah istilah dalam feng shui.
Kita tidak perlu menghitung keseluruhan angka tahun kelahiran. Cukup dua angka terakhir saja. Perlu diingat, feng shui mendasarkan hitungannya pada kalender solar, bukan kalender Imlek (lunar). Namun keberadaan Tahun Baru Imlek berpengaruh terhadap perhitungan angka KUA.
Jadi harus diperhatikan. Kalau Anda lahir sehari sebelum Tahun Baru Imlek dan saat Tahun Baru Imlek saja sudah berbeda hitungan. Hitungan angka KUA berbeda antara pria dan wanita.
Angka KUA yang kita miliki akan menghasilkan 4 sektor baik dan 4 sektor buruk dalam rumah. Sebelum memperoleh arah, cari dulu angka KUA Anda. Cara mencarinya cukup mudah. Gunakan rumus berikut:
Setelah mendapatkan angka KUA, maka lihatlah bagan berikut:
Sampah dan tanaman jangan berserakan karena akan merusak pemandangan. Atap jangan sampai bocor karena akan merusak barang-barang yang terkena air atau membuat rumah menjadi lembab. Begitulah feng shui, yang penting dengan logika saja.
Kita bahas masalah lain pada kesempatan mendatang.***
Sumber:
- Simon Brown, Feng Shui Praktis, Penerbit Erlangga, 2001
- Victorio Hua Wongsengtian, Buku Pintar Feng Shui, Kentindo Publisher, 2002
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H