Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bioskop Menteng, Dulu Bioskop Kelas Satu di Jakarta

30 September 2020   09:33 Diperbarui: 30 September 2020   09:39 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nemu foto-foto lama, apalagi milik keluarga, kita tentu dibawa ke masa lalu. Belum lama ini saya nemu foto tinggalan ayah saya masa 1950-an. Salah satunya teridentifikasi Bioskop Menteng. Kata "Menteng" tertera di bagian atas bangunan.

Foto tersebut berukuran kecil, 6 cm x 6 cm. Kondisinya kurang begitu baik. Namun buat dokumentasi masa lalu, lumayanlah masih layak dipakai. Tampak ada yang bersepeda dan beberapa kendaraan di muka bioskop.

Bioskop Menteng masa 1950-an, belum disunting (koleksi pribadi)
Bioskop Menteng masa 1950-an, belum disunting (koleksi pribadi)
Arsitek Belanda

Saya coba cari info tentang bioskop ini. Bioskop Menteng dibangun pada 1951 dengan gaya Indo-Europa dan dirancang oleh Han Groenewegen. Demikian menurut laman milik Pemprov DKI Jakarta [di sini].

Menurut Wikipedia, bioskop ini dirancang oleh arsitek Belanda J.M. Groenewegen. Mulai dibangun pada 1949 dan dibuka pada 1950. Nah, ini ada sedikit perbedaan informasi. Nanti saya coba telusuri lebih jauh.   

Pada masanya Bioskop Menteng, yang dulu berada di Jawaweg, sekarang Jalan H.O.S. Cokroaminoto, amat dikenal. Maklum Menteng merupakan kawasan elit. Bahkan sampai sekarang, para pejabat dan penguasa masih tinggal di kawasan itu.

Adolf Heuken dalam bukunya Menteng, 'Kota Taman' Pertama di Indonesia (2001) menulis, "Kami tinggal di Menteng sejak akhir 1960-an. Pada waktu itu jalan-jalan utama pun banyak lobang, lampu jalanan sebagian rusak. Jl. Cokroaminoto belum ramai, karena berakhir di Kali Banjir dan Bioskop Menteng termasuk bioskop kelas satu di Jakarta" (hlm. 7).

Dulu anak-anak gaul sering mampir ke sana. Maklum di dekatnya ada Stadion Ikada, singkatan Ikatan Atletik Djakarta. Stadion Ikada dibangun untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 pada akhir 1951. Lapangan Ikada atau Lapangan Gambir amat dikenal dalam sejarah karena pernah berlangsung Rapat Raksasa Ikada 1945.  

Bioskop Menteng sudah disunting (koleksi pribadi)
Bioskop Menteng sudah disunting (koleksi pribadi)
Dibongkar

Ketika sudah menjadi stadion olahraga, Lapangan Ikada dikenal sebagai Stadion Ikada, Stadion Menteng, bahkan Stadion Persija. Klub sepak bola kebanggaan Jakarta pernah bermarkas di sini. Di stadion ini pernah ada kompetisi di lingkungan Persija. Pertandingan atletik pelajar juga pernah memakai stadion ini.  Klub-klub sepak bola mancanegara pernah melakukan pertandingan persahabatan dengan klub-klub lokal, bahkan kesebelasan nasional. Dulu berkat Ikada, kesebelasan Indonesia ditakuti tim-tim Asia.

Pada 1962 saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Karena itu kegiatan olahraga berpindah ke Senayan. Tahun berikutnya Stadion Menteng dirobohkan. Kini menjadi Taman Menteng.

Kembali ke soal bioskop, pada 1988 Bioskop Menteng dibongkar. Di lokasinya kemudian berdiri pusat perbelanjaan. Memang kepentingan ekonomi selalu mengalahkan kepentingan sejarah dan budaya. Apalagi pembangunan fisik di Jakarta tergolong sangat pesat.

Sudah saatnya dibuat peraturan, kalau bangunan/gedung milik pribadi/swasta tidak boleh dibongkar karena sudah berupa cagar budaya dan dilindungi Undang-Undang Cagar Budaya 2010. Kalau tidak boleh dibongkar lalu bagaimana, sementara si pemilik butuh uang banyak untuk berobat, misalnya. Apakah ada pembebasan atau keringanan PBB dan biaya listrik. Juga apakah ada subsidi atau bantuan biaya perawatan gedung dari pemerintah?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun