Dalam buku tersebut juga dikemukan bahwa setiap orang adalah sejarawan. Berarti kita ini termasuk sejarawan, meskipun kita sering terkendala oleh dokumen yang kurang lengkap. Sejak lama kata history sering diplesetkan menjadi his story. Ini karena ada faktor obyektif dan subyektif dalam menulis sejarah. Menyoal sejarah memang terkadang kontroversi.
Secara formal memang kata sejarawan disematkan kepada mereka yang berpendidikan S-1 di Jurusan atau Program Studi Sejarah atau Pendidikan Sejarah. Jurusan tersebut ada di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Dulu mata pelajaran Sejarah dianggap membosankan karena isinya hafalan melulu. Misalnya kapan terjadi Perang Diponegoro atau sebutkan alasan-alasan Diponegoro ditangkap Belanda. Namun kemudian mata pelajaran Sejarah dikaitkan dengan kunjungan ke museum. Soalnya museum dipandang sebagai lembaga pendidikan nonformal.
Soal sejarah juga bisa dilihat dari dua sisi. Contohnya soal Pangeran Diponegoro itu. Pihak Belanda mungkin menganggapnya pemberontak.Â
Bayangkan, berapa banyak pasukan yang mereka kerahkan dan biaya yang mereka keluarkan untuk menghadapi Perang Diponegoro selama lima tahun (1825-1830). Â Sebaliknya pihak kita pasti menganggapnya pahlawan karena mereka berjuang mengusir penjajah.
Bukti sejarah
Ilmu Sejarah berhubungan erat dengan Ilmu Arkeologi. Kalau ilmu Sejarah berkenaan dengan teks, ilmu Arkeologi merupakan sejarah tanpa teks (nontekstual). Arkeologi menggunakan data arkeologi berupa benda-benda temuan dan relief candi, misalnya. Kalau Sejarah menggunakan analisis terhadap sumber tertulis, Arkeologi menggunakan cara penafsiran  lewat benda atau artefak.
Nah yang menarik epigrafi atau ilmu yang mempelajari prasasti, menjadi kajian ilmu arkeologi. Meskipun di situ ada sumber tetulis, yakni berupa aksara-aksara kuno, namun karena tinggalan prasasti berasal dari abad ke-5 hingga ke-15, maka menjadi tanggung jawab arkeologi.
Karena itu arkeologi dihubungkan juga dengan sejarah kuno. Bidang sejarah mempelajari masa sekitar abad ke-16 hingga masa kini. Â Â
Jelas, Sejarah adalah lambang kebesaran bangsa pada masa lampau. Banyak bukti sejarah bahwa dulu ada kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dengan tinggalannya berupa Candi Prambanan dan Candi Borobudur.Â
Juga ada kerajaan/kesultanan Islam seperti Demak dan Samudera Pasai. Bahkan ada tinggalan bercorak Kristen dan Tionghoa seperti gereja, makam, dan kelenteng.Â