"Berdasarkan data dan nilai sebagai pondasi kehidupan pada masa sekarang dan masa mendatang," begitu kata Pak Truman.
Menurut Pak Truman, buku ini baru semacam introduksi. Berisi perjalanan Indonesia sejak dihuni masyarakat pertama hingga sekarang. Diharapkan pembaca akan memperoleh gambaran yang komprehensif tentang keindonesiaan.
Ada empat hal yang dibahas Pak Truman, yakni migrasi, adaptasi, interaksi, dan evolusi. Nilai-nilai itulah yang diharapkan menjadi landasan kearifan lingkungan, gotong royong, dsb.
Pada bagian lain menurut Pak Truman, leluhur kita sudah memiliki capaian-capaian yang mendunia. Dunia lain belum bisa, nenek moyang kita sudah bisa.
Homo erectus, misalnya, mempunyai kemampuan membuat gambar cadas. Saat ini yang ketahuan baru Spanyol. Usianya diperkirakan puluhan ribu tahun.
"Nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak manusia pertama. Hanya penjabarannya baru secara resmi pada 1945," kata Pak Truman.
Nilai-nilai itulah yang semestinya menjadi fondasi kebangsaan, dan melalui pengayaan oleh budaya luar yang kompatibel akan menghantarkan Indonesia pada sebuah bangsa yang besar, bermartabat, dan berkepribadian yang kuat di tengah bangsa dan peradaban dunia, begitu sambung Pak Truman.
Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Pak I Made Geria ikut memberikan komentar.
"Pada dasarnya isi buku soal menyapa alam. Konsep menyapa alam yang harmonis ada pada banyak daerah. Ini bukan agama," katanya.
Prof. (Ris.) Harry Widianto, peneliti Balai Arkeologi DI Yogyakarta mengatakan Pak Truman selalu obyektif, dalam arti selalu terbit karya-karya beliau yang dipublikasikan. Pak Harry adalah adik kelas Pak Truman di Jurusan Arkeologi UGM.