Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Aksara Arab Melayu pada Koin Indonesia

25 Agustus 2020   19:52 Diperbarui: 25 Agustus 2020   19:50 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun Indonesia sudah merdeka pada 1945, namun ternyata Indonesia belum mempunyai uang logam (koin) sendiri. Selama beberapa tahun sempat berlaku koin Nederlandsch-Indie dalam nominal , 1, dan 2 Cent.

Ketiga koin berbahan tembaga. Koin yang berukuran paling besar, yakni nominal 2 Cent disebut benggol. Uang benggol sering digunakan untuk kerokan.

Aksara Arab Melalyu pada koin Diponegoro 50 Sen (Koleksi pribadi)
Aksara Arab Melalyu pada koin Diponegoro 50 Sen (Koleksi pribadi)
Arab Melayu

Baru pada 1951 Indonesia mengeluarkan koin sendiri. Koin itu bernilai 5 Sen dan berbahan aluminium. Tempat pencetakan koin, menurut www.colnect.com,  adalah Royal Mint Belanda (Koninklijke LEIDONG Munt), di Utrecht, Belanda. Berat dan diameter koin 1,3 gram dan 22 mm. Ketebalan koin 1,5 mm. Pada bagian tengah koin terdapat lubang bundar. Penerbitan terakhir 1954.

Pada sisi depan tertulis nama Indonesia dalam aksara Latin, sementara pada sisi lain juga bertuliskan Indonesia dalam aksara Arab Melayu.

Pada 1952 dikeluarkan koin 1 Sen dalam ukuran lebih kecil dari koin 5 Sen. Koin 1 Sen pun berbahan aluminium dengan berat 0.7 gr, diameter 18 mm, dan tebal 1,3 mm. Data teknis lain sama seperti koin 5 Sen.

Koin 1 Sen dan 5 Sen beraksara Arab Melayu (Foto: colnect.com)
Koin 1 Sen dan 5 Sen beraksara Arab Melayu (Foto: colnect.com)
Tetap Arab Melayu

Pada 1951 juga diterbitkan koin 10 Sen dengan diameter 24 mm. Aksara Arab Melayu masih terdapat pada bagian belakang. Demikian pula pada penerbitan selanjutnya, 1954. Baru pada penerbitan 1957 nama Indonesia ditulis dengan aksara Latin.

Pada 1952 diterbitkan koin 25 Sen dengan diameter 26 mm. Nama Indonesia masih ditulis dalam aksara Arab Melayu. Baru pada penerbitan 1955 dan 1957 nama Indonesia ditulis dengan aksara Latin.

Pada 1952 juga diterbitkan koin 50 Sen bergambar Diponegoro dengan diameter 20 mm. Koin ini terbuat dari kupro-nikel. Pada bagian depan terdapat tulisan Dipanegara dalam aksara Latin dan Arab Melayu. Pada 1954, 1955, dan 1957 terbit lagi koin Diponegoro. Namun aksara Arab Melayu pada bagian depan sudah tidak ada lagi.

Dengan demikian aksara Arab Melayu digunakan sampai 1954.

Koin Indonesia dalam beberapa penerbitan (Koleksi pribadi)
Koin Indonesia dalam beberapa penerbitan (Koleksi pribadi)
Buta aksara

Setelah itu aksara Arab tidak ada lagi dalam koin Indonesia. Semuanya digantikan aksara Latin.

Sebenarnya sebelum 1951 pun, aksara Arab sudah dipakai dalam koin Nederlandsch-Indie. Selama bertahun-tahun memang aksara Arab Melayu digunakan pada sastra, pendidikan, dan bahasa resmi kerajaan di Nusantara. Aksara itu ditemukan pada koin dan naskah.

Rupanya aksara Arab Melayu sudah familiar dengan masyarakat Nusantara ketika itu. Sebagian besar dari mereka buta aksara Latin. Namun sejalan dengan pembangunan fisik pasca kemerdekaan, pembangunan manusia pun tetap diperhatikan. Sedikit demi sedikit pemerintah RI mulai memberantas buta aksara.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun