Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata HOS Tjokroaminoto kepada Bung Karno, "Menulislah Seperti Wartawan dan Berbicaralah Seperti Orator"

18 Agustus 2020   15:06 Diperbarui: 18 Agustus 2020   15:07 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Aris memaparkan, pada umumnya ada enam penyebab kerusakan koleksi kertas, yakni suhu/kelembaban, agen biologis, cahaya, serangga, polusi udara, dan vandalisme. 

Tentang serangga yang paling bahaya adalah rayap. "Untuk itu kita harus membunuh ratu rayap, jangan prajuritnya," kata Pak Aris. Rayap sendiri ternyata terdiri atas beberapa golongan, seperti ratu, raja, prajurit, dan pekerja.

Jenis kerusakan diketahui bermacam-macam, antara lain foxing (noda, umumnya berwarna kecoklatan), bolong, sobek, dan tintanya blobor. Biasanya semakin rendah kualitas kertas, semakin mudah dimakan serangga.  Kertas koran diketahui paling rentan menghadapi kerusakan.

Menurut Pak Rhis, BPCB Jambi telah melakukan konservasi terhadap 20-an buku koleksi Sukarno. Ketika itu banyak masyarakat datang ke sana. 

Nah, kalau ingin menimbulkan apresiasi dari masyarakat, sudah saatnya pihak arkeologi melakukan kegiatan lapangan yang melibatkan masyarakat. Tentu asalkan tidak mengganggu kegiatan arkeologi itu.

Cukup banyak pertanyaan dalam kegiatan itu. Ada yang bertanya tentang pelestarian lontar, melestarikan naskah kuno yang berada di tempat pemiliknya, serta cara konservasi tradisional dengan cengkeh, kopi, dan lada.

Yang jelas konservasi buku berlangsung cukup lama. Soalnya harus dilakukan lembar demi lembar. Bayangkan, bila ketebalan buku 200 halaman dan buku yang harus dikonservasi berjumlah banyak.***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun