Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Ibarat Candu, Selalu Ketagihan Meskipun Tidak Berhonorarium

22 Juli 2020   11:18 Diperbarui: 22 Juli 2020   23:21 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan saya di cnnindonesia.com (Dokpri)

Media cetak yang masih bertahan mulai mengembangkan tren digital. Kompas, misalnya, dulu tirasnya bagitu banyak. Namun semakin hari semakin sedikit, bahkan jumlah halaman semakin menipis. Kini kompas.id berjalan bersamaan dengan Kompas cetak. Begitu pula media-media lain, punya cetak dan punya daring.

Di pihak lain, media-media yang semula berkiprah dalam daring, mulai memperkuat diri. Beberapa media daring ada yang tergolong besar hingga kecil. Bahkan beberapa media daring mampu memberikan honorarium untuk para penyumbang tulisan.

Di luar Kompasiana (milik grup Kompas) dan Indonesiana (milik grup Tempo), sepengetahuan saya ada beberapa platform blog publik. Saya pernah ditawari mengisi platform tersebut. Penulis akan memperoleh honorarium sesuai pay per view.

Namun saya masih belum berkesempatan mengisi platform lain. Untuk mengisi Kompasiana, Indonesiana, dan beberapa blog pribadi saja menguras waktu dan tenaga.

Tulisan saya di Koran Tempo (Dokpri)
Tulisan saya di Koran Tempo (Dokpri)
Menulis memang ibarat candu. Kita selalu ketagihan, meskipun ada tulisan yang berhonorarium dan tidak berhonorarium. Saya hanya ingin mencerdaskan masyarakat melalui tulisan-tulisan saya yang bersifat keilmuan, terutama tentang arkeologi, karena tulisan saya sesuai fakta dan data, bukan hoaks.

Menulis merupakan kerja sunyi. Hasilnya untuk keabadian seperti kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Selama tidak menulis, ia akan hilang dari keabadian dan sejarah. Dalam masa pandemi ini, menulis menjadi terapi kesehatan yang paling murah.***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun